Minggu, 6 April 2025
Cari Berita

Breaking News

mail@xmlthemes.com

Urusan Singkong Tiada Titik Temu, YMHI Usulkan Pindah ke Tebu

Dibaca : 82
 
Editor: Rizal
Rabu, 02 April 2025

 

Direktur Eksekutif YMHI, Ir. Almuhery Ali Paksi (Ist/inilampung)

INILAMPUNG.COM, Bandarlampung - Ada usulan menarik sebagai solusi mengatasi urusan harga singkong di kalangan petani warga Lampung yang tiada juga menemui titik temu meski telah ada kesepakatan hingga di tingkat kementerian. Yakni mengkonversi tanaman singkong ke tanaman tebu.


Adalah Yayasan Masyarakat Hayati Indonesia (YMHI) yang mengusulkan dilakukannya konversi tanaman singkong ke tebu. Solusi mengatasi silang sengkarut urusan harga singkong itu diwujudkan melalui surat kepada Gubernur Rahmat Mirzani Djausal.


Pada surat YMHI Nomor: 027/YMHI/TEBU-LAMPUNG/2025 perihal: Usulan Konversi Tanaman Singkong ke Tanaman Tebu, tertanggal 25 Maret 2025, Direktur Eksekutif YMHI Ir. Almuhery Ali Paksi menguraikan, melihat perkembangan kondisi global usaha tani ubi kayu/singkong sedang mengalami drop dan trend ke depan tidak begitu baik, case di Lampung sendiri tidak berimbang antara jumlah supply dan jumlah pabrik pengolahannya dampak lain dari usaha tani persingkongan tersebut.


“Sebagai upaya mendorong investasi dan peningkatan penerimaan tenaga kerja, kami mengharapkan Bapak Gubernur Lampung untuk membuat terobosan kebijakan guna switching ke usaha tani/kebun tebu, dengan jaminan supply tebu akan menarik gairah investasi pabrik gula baru, yang pada akhirnya menambah peluang kerja baru dan menambah peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Lampung,” tulis Almuhery Ali Paksi dalam surat yang ditembuskan ke Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Ketua DPRD Lampung, Kepala Bappeda Lampung, Kepala Disperindag Lampung, Kepala Disbun Lampung, dan Kepala Distan Lampung itu.

Menurut Direktur Eksekutif YMHI, dengan luas lahan perkebunan singkong yang mencapai 500.000 hektar, bila melalui terobosan kebijakan Gubernur melakukan konversi ke usaha tani/perkebunan tebu pada luasan 300.000 hektar, akan menarik investasi baru pabrik gula 25-30 unit/titik.


Harapan lain dari konversi jenis tanaman tersebut, lanjut Almuhery, dengan berkurangnya luasan kebun singkong, secara otomatis akan meningkatkan harga singkong industri. Dengan kata lain, solusi dari kebijakan konversi akan menyelesaikan 3 permasalahan yang ada.


Diuraikan, secara khusus Gubernur akan memberikan insentif khusus kepada pabrik-pabrik gula besar yang ada di Lampung dan di luar Lampung untuk melakukan investasinya yang bersifat ekspansi. 


Terkait dengan usulannya itu, YMHI yang pada umumnya berlatarbelakang agronomi (ilmu tanaman) siap membantu peralihan dan memberi pendampingan secara khusus proses usaha tani tebu tersebut. 


Saat dihubungi Rabu (2/4/2025) pagi, Direktur Eksekutif YMHI, Ir. Almuhery Ali Paksi, membenarkan bila pihaknya memberikan usulan konversi tanaman singkong ke tebu tersebut melalui surat yang dikirimkan ke Gubernur Mirza.


“Usulan ini setelah melalui pengkajian mendalam diinternal YMHI sesuai dengan perkembangan dunia usaha pertanian singkong belakangan yang tiada juga titik temunya,” ucap Almuhery seraya menegaskan usulan yang disampaikan pihaknya semata-mata membantu Pemprov Lampung khususnya Gubernur Mirza dalam mengatasi persoalan harga singkong selama ini. (fjr/inilampung)

LIPSUS

Loading
Breaking News
Emha Ainun Nadjib: Penjaga Mata Air Spiritual Nusantara | Kasus Pembantaian Nelayan Legundi Masih Bergilir, Keluarga Cerita Kronologis Pembunuhanya | Sering Dikeluhin Konsumen, Petugas SPBU Depan UIN Memang “Ngutil” | Bappeda Buka Kartu 7 Tantangan Program Ketahanan Pangan Gubernur Mirza | Kadis BMBK M Taufikulloh: Jalan Rusak Munuju Wisata Danau Ranau Segera Diperbaiki | Indahnya Berbagi Nasi Kotak ala Mirzani Djausal, Gubernur Lampung Muda | BPKP Bongkar Asal - Usul Korupsi Rp207 Miliar di Pemda Lampung | Sepak Bola Timnas Menang Cetak Gol 1- 0 Lawan Korea Selatan | Tingkatkan Kualitas Relawan Muhammadiyah, MDMC Lampung Timur Gelar Diklatsar | Program Ketahanan Pangan Gubernur Mirza Terancam, 24.385 Ha Sawah telah “Hilang”