INILAMPUNGCOM -- Pasar komoditas dunia yang terguncang akibat kebijakan pajak impor Amerika Serikat mulai berimbas kepada produk karet PTPN I Regional 7.
Senior Exceutive Vice President (SEVP) Operation PTPN I Regional 7 Wiyoso mengatakan, telah terjadi fluktuasi harga yang cukup signifikan dengan kecenderungan menurun. Namun demikian, ia mengaku tidak terlalu khawatir dengan kondisi ini dan lebih fokus kepada operasional di lapangan.
“Sebagai bagian dari organ perusahaan dengan komoditas ekspor, tentu kami terpengaruh adanya market strength dunia, tetapi untuk kebijakan makronya bukan domain kami. Oleh karena itu, kami fokus dan stressing untuk memacu produksi dan memastikan mutu terbaik produk yang kami hasilkan,” kata Wiyoso di sela inspeksi maraton selama lima hari di wilayah Sumatera Selatan di Palembang, Jumat (18/4/25).
Wiyoso mengakui, saat ini harga komoditas karet olahan yang dihasilkan PTPN I Regional 7 mengalami penurunan setelah hampir dua tahun cukup stabil di harga baik. Faktor harga ini menjadi salah satu elemen penting pencapaian kinerja terbaik, selain faktor-faktor lainnya. Namun demikian, faktor kebaikan alam, pulihnya budaya kerja perusahaan, dan faktor kepatuhan seluruh elemen kepada good corporate governance (GCG) masih cukup dominan.
Beberapa faktor yang menjadi penopang kinerja positif, menurut Wiyoso memiliki hubungan yang simultan. Ia mencontohkan, faktor membaiknya harga komoditas secara otomatis menyokong lancarnya cash flow operasional perusahaan. Dengan kelancaran cash flow, seluruh aktivitas transaksi berjalan sesuai jadwal dan nominal. Hal itu akan mendorong seluruh operasional berjalan normal sehingga membentuk siklus kinerja yang positif.
“Faktor harga memang punya pengaruh sangat signifikan. Kalau cash flow kita lancar, maka semua akan lancar. Semangat kerja juga naik. Ini bisa kita buktikan. Kita pernah punya pengalaman betapa buruknya motivasi kerja ketika gaji, insentif, dan pembiayaan dasar lainnya terhambat. Nah, sekarang semua lancar secara otomatis kita semua semangat,” kata dia.
Kaitannya dengan konteks anomali harga komoditas dunia, Wiyoso menyatakan tetap optimistis bisa melewati guncangan ini dengan baik. Meskipun harga turun, kata dia, pihaknya memiliki sumber daya lain yang perannya juga sangat signifikan sebagai modal kinerja keuangan yang berkelanjutan.
“Terpengaruh, ya pasti. Tetapi khawatir, tidak terlalu. Kami masih punya resources yang dominasinya cukup signifikan. Resources itu antara lain, alam yang mendukung, tanaman dengan perwatan yang baik, potensi produksi yang masih bisa ditingkatkan, tenaga kerja yang sudah lebih semangat, ketaatan kepada SOP semakin baik sehingga menekan losses dan lebih efisien, dan faktor teknis lainnya. Dan yang lebih mendasar, kita sudah taat dan on the track pada GCG,” kata dia.
Wiyoso yang melakukan kunjungan kerja didampingi Kabag. Tanaman Yulianto dan staf memilih langsung membelasak ke kebun dari pada rapat di kantor. Diawali dengan menginspeksi Pabrik Karet Tulungbuyut yang berada di Kabupatane Way Kanan, Lampung Wiyoso melanjutkan peninjauan ke Kebun Beringin yang berada di Kabupaten Muara Enim dan ke Pabrik Kelapa Sawit Sungai Niru. Hari berikutnya Tim Inspeksi ini menilik Kebun Senabing yang berada di Kabupaten Lahat.Selanjutnya Tim menuju Kebun Musi Landas dan Kebun Tebenan yang juga berada di Kabupaten Banyuasin.
Kepada seluruh jajaran pada Unit Kerja yang dikunjungi, Wiyoso melakukan inspeksi detail ke lapangan, menelisik setiap persoalan, memberi arahan dan solusi, dan memberi motivasi. Ia juga membuka data pencapaian, catatan kehadiran dan keaktifan pekerja, bahkan mengecek langsung beberapa fasilitas dan sarana kerja di lini lapangan.
“Kami butuh data yang akurat sebagai pijakan membuat kebijakan. Saya ingin memastikan setiap data yang tersaji di atas meja yang kemudian dipresentasikan itu sesuai fakta. Kalau ada deviasi atau yang tidak sesuai, itu awal dari petaka dan harus segera dibetulkan. Sebab, dari kesalahan kecil atau dari penyimpangan kecil saja, bisa merusak keseluruhan sistem,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan, Pabrik Kelapa Sawit Sungai Niru, kurun waktu dua tahun kebelakang berhenti operasi, telah ada penjajakan dengan calon mitra KSO, alhamdulilah mereka serius dan pekan depan lanjut pertemuan di kanreg dan dilanjutkan visit ke Pabrik, mohon do’anya semoga semua berjalan lancar,pabrik dapat beroperasi dan karyawan dapat bekerja kormal kembali, jelasnya.
Pada setiap inspeksinya, Wiyoso selalu mengingatkan tentang andil setiap individu kepada keseluruhan sistem. Ia menyebut, mutu atau kualitas produk yang berorientasi kepada pasar global itu tidak hanya ditentukan oleh satu stasiun saja. Namun, kata dia, semua stasiun yang ada, dari jenis getah, cara penyadapan, penjagaan getah dari kontaminan, tenggang waktu pengangkutan, penggunaan bahan kimia, hingga pemulasaraan getah menjadi karet siap dipasarkan sangat menentukan.
“Untuk menjadi kesadaran bersama, bahwa setiap kita ini, baik yang di kantor regional sampai yang di lini lapangan seperti penderes, itu punya andil besar dalam menjaga mutu. Penderes kalau tidak disiplin menjaga getahnya dari kontaminan, bahkan ada yang berani curang dengan mencampur air, misalnya, itu bukan hanya merusak produk, tetapi merusak perusahaan. Ini harus menjadi kesadaran kita semua,” kata dia.
Dalam sesi tatap muka dengan para karyawan, Wiyoso menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kerja keras yang selama ini telah ditunjukkan. Ia menekankan pentingnya peningkatan efisiensi dan kualitas kerja di seluruh lini operasional, mulai dari perawatan tanaman, pemanenan, hingga pengolahan hasil.
"Kita harus semakin solid dan bersemangat dalam bekerja. Peningkatan produksi dan produktivitas adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan perusahaan di tengah tantangan pasar. Mari kita buktikan bahwa kita mampu menghasilkan yang terbaik! " ujarnya saat berdiskusi di tengah kebun Karet Unit Tebenan, Sumatera Selatan.
Lebih lanjut, Wiyoso menjelaskan bahwa PTPN I Regional 7 telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi fluktuasi harga karet, di antaranya adalah optimalisasi biaya produksi, peningkatan mutu hasil panen, serta eksploitasi lahan yang belum tergali optimal. Namun, keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada kontribusi aktif dari seluruh karyawan.
"Setiap tetes getah karet yang kita hasilkan dengan kualitas terbaik akan memberikan nilai tambah yang signifikan. Mari kita fokus pada efisiensi, inovasi dalam praktik berkebun, dan disiplin dalam bekerja," tambahnya.
Selain memberikan motivasi, kunjungan ini juga menjadi wadah dialog antara manajemen dan karyawan. Berbagai masukan dan aspirasi dari lapangan didengarkan secara langsung untuk kemudian dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan perusahaan.
PTPN 1 Regional 7 berkomitmen untuk terus mendukung kesejahteraan karyawan dan meningkatkan daya saing produk karet dengan lahan yang berada di Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu di tingkat nasional maupun internasional. Dengan semangat kebersamaan dan kerja keras, diharapkan penurunan harga karet dapat diantisipasi dan perusahaan tetap tumbuh berkelanjutan. (mfn/rls)