Cari Berita

Breaking News

Apel PTPN I Regional 7, Tuhu Bangun Ingatkan Tantangan Global

Dibaca : 0
 
Kamis, 17 April 2025

 Apel bulanan PTPN I Regional 7 setiap tanggal 17 di halaman kantor Bandarlampung. Foto. Ist.

INILAMPUNGCOM -- Mengutip visi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I secara umum, yakni menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Unggul dan Berdaya Saing Kelas Dunia. Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun mengingatkan jajarannya untuk menguatkan kuda-kuda di semua lini. 


Menurut Tuhu Bangun, saat ini merupakan momen pembuktian komitmen dari visi korporasi, yakni ketika tantangan benar-benar datang berupa gejolak pasar komoditas global.


Pernyataan itu disampaikan Tuhu Bangun pada apel bulanan setiap tanggal 17 di Halaman Kantor Regional 7 Bandar Lampung, Kamis 17 April 2025. Statemen yang sama juga dibacakan para manajer kepada karyawan yang bertugas di Unit Kerja Kebun yang tersebar di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu pada agenda yang sama.


Pesan dengan mengutip isu ekonomi makro ini memang tidak biasanya dilakukan Tuhu Bangun. Di hampir setiap kesempatan, selama ini dia lebih memilih isu-isu regional dan masalah teknis operasional sebagai bahan motivasi kepada seluruh karyawan. Namun, kali ini dia membangun kesadaran seluruh elemen untuk menyadari bahwa setiap geraknya merupakan energi dalam denyut ekonomi dunia.


“Mungkin ini untuk pertama kalinya saya bicara ekonomi makro atau tantangan global kepada seluruh karyawan. Hal ini karena situasi internasional sedang bergejolak sehingga harus menjadi kesadaran bersama. Sebagaimana produksi karet kita yang ribuan ton, itu dikumpulkan dari setetes demi setetes getah. Demikian juga isu global ini, kita harus hadapi dengan penanganan masalah secara detail, dari yang paling dasar,” kata dia.


Menurut Tuhu Bangun, visi korporasi yang mencantumkan kalimat “Daya Saing Kelas Dunia” harus disadari semua karyawan dalam semua level. Kesadaran ini dibutuhkan untuk membentuk sikap bahwa setiap gerak, setiap, proses, dan setiap produk yang dihasilkan adalah bagian dari siklus pasar dunia.


“Kita memang bekerja di daerah, bahkan di pelosok. Tetapi harus disadari, bahwa produk kita beredar di dunia global. Pesan yang ingin saya sampaikan, bahwa pasar dunia hanya menerima produk kualitas terbaik. Dan mutu terbaik itu diciptakan dari bawah, dari manajemen tanaman, dari kemurnian getah, dari ketepatan waktu, dari tata kelola pabrik, hingga produk itu sampai ke buyer (pembeli),” kata dia.


Dalam konteks menciptakan produk berkualitas ini, Tuhu Bangun menyebut semua elemen di PTPN I Regional 7, dari para penyadap dan pekerja lini lapangan, hingga top manajemen memiliki peran sangat besar. Seorang penyadap, kata dia, harus menyadari dan memiliki rasa bangga bahwa dari getahnya akan tercipta ban-ban merek ternama, menjadi alat-alat kedokteran yang menyelematkan hidup ribuan pasien, dan akan terbang ke dunia yang jauh dengan manfaat yang tidak sederhana. Demikian juga dengan pekerja di lini lapangan selanjutnya.


Tuhu Bangun mengatakan, anomali ekonomi dunia yang dipicu kebijakan Amerika mengenakan tarif resiprocal sangat tinggi kepada produk impornya merupakan aspek yang berada di luar kendali manajemen. Dia menyebut, kebijakan itu membuat pasar bergejolak dan berimbas kepada penurunan harga jual karet yang diproduksi PTPN I Regional 7.


“Sebagai operator di lapangan, kita ikuti apa yang menjadi kebijakan di HO (head office) dan Holding (PTPN III Holding). Dan kebijakan yang paling dan harus kita lakukan di lapangan saat ini adalah menggenjot produksi dan produktivitas, meminimalisasi losses (kehilangan produksi), menekan HPP (harga pokok produksi), dan efisiensi. Satu kunci untuk bisa berkelit dari kondisi ini adalah mempertahankan mutu atau kualitas. Sebab, mutu akan menjadi penentu harga terbaik,” tambah dia.


Dalam menghadapi tantangan ini, Tuhu Bangun mengajak semua elemen dalam perusahaan untuk bahu-membahu dan saling mendukung. Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada karyawan dan serikat pekerja (SPPN VII) yang selama ini bersinergi menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga perusahaan berkinerja produktif.


“Atas nama manajemen saya menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin. Juga selamat hari Buruh 1 Mei 2025 yang akan datang. Buruh atau pekerja atau karyawan adalah aset utama perusahaan. Keryawan yang berintergritas, berdedikasi tinggi, dan loyal kepada kebenaran bersama merupakan energi besar dalam menjalankan operasional perusahaan. Mari kita tingkatkan kinerja dan jadikan PTPN I Regional 7 sebagai contoh perusahaan yang sukses dan berdaya saing tinggi,” kata dia. (mfn/rls)

LIPSUS