![]() |
Ketersediaan Daging di Pasar jelang Lebaran 2025 (ist/inilampung) |
(Bagian III)
Mengacu pada info harga komoditas pangan rata-rata kabupaten/kota se-Lampung di tingkat konsumen hingga 4 Maret 2025 dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung, cabai merah keriting mengalami lonjakan yang sangat tinggi.
Betapa tidak. Dengan HAP Rp 37.000 per-Kg, rata-rata di tingkat konsumen harganya mencapai Rp 57.704. Bahkan di Kota Metro menyentuh angka Rp 70.667. Meski di Kabupaten Tulang Bawang berkisar pada Rp 42.500.
Sedangkan cabai merah, rata-rata harga di tingkat konsumen Rp 55.900. Hanya di Kabupaten Pesisir Barat yang sangat tinggi, yaitu Rp 70.000 per-Kg, dan di Tulang Bawang justru turun, hanya Rp 40.000. Komoditas bawang putih rata-rata harganya Rp 41.657. Bahkan di Kabupaten Pringsewu hanya Rp 39.333, namun di Lampung Utara, Lampung Selatan, Pesawaran, Way Kanan, dan Lampung Timur harganya melonjak, menjadi Rp 45.000 per-Kg.
Bawang merah dengan HAP Rp 36.500, rata-rata di pasaran dapat dibeli dengan harga Rp 39.287. Hanya di Lampung Timur dan Lampung Selatan yang mahal, yaitu di angka Rp 45.000, sementara di Pringsewu justru turun dengan nilai Rp 34.667 per-Kg.
Cabai rawit merah benar-benar melejit. Dengan HAP Rp 40.000 per-Kg, di tingkat konsumen harganya rata-rata Rp 70.778. Bahkan di Lampung Utara, Tulang Bawang, dan Metro mencapai angka Rp 80.000. Komoditas ini relatif lebih murah di wilayah Kabupaten Way Kanan, Tulang Bawang Barat, dan Pesisir Barat, yaitu hanya Rp 60.000 per-Kg.
Untuk komoditas jagung dengan HAP Rp 5.800, rata-rata di pasaran Rp 6.038. Di Kota Metro lebih mahal sedikit, yaitu Rp 6.800, sedangkan di Pringsewu lebih murah, Rp 5.350 per-Kg. Kedelai dengan HAP Rp 12.000, di tingkat konsumen rata-rata Rp 10.108. Hanya di Tulang Bawang harganya menjadi Rp 12.000, di Tulang Bawang Barat justru turun jauh, Rp 8.000.
Sementara daging sapi dengan HAP Rp 140.000, di tingkat konsumen rata-rata harganya Rp 134.529. Hanya di Pesisir Barat yang menyentuh angka Rp 150.000 per-Kg, sedangkan di Lampung Timur dan Metro justru turun, Rp 120.000 saja.
Daging ayam ras dengan HAP Rp 40.000, rata-rata di tingkat konsumen harganya Rp 34.167. Hanya di Way Kanan yang mencapai Rp 40.000, di Tanggamus lebih murah, Rp 31.000.
Harga telur ayam ras rata-rata di tingkat konsumen kabupaten/kota se-Lampung pada 25 Februari 2025 lalu, Rp 39.444, turun sangat sedikit dibanding HAP Rp 30.000 per-Kg. Di Tulang Bawang Barat justru hanya Rp 27.000 saja. Di Lampung Utara dan Kota Metro lebih mahal, menjadi Rp 32.000.
Gula konsumsi dengan HAP Rp 17.500, di tingkat konsumen rata-rata harganya Rp 18.083. Namun di Lampung Tengah menjadi Rp 19.000, dan di Lampung Timur Rp 17.000. Minyak goreng kemasan harga rata-rata Rp 19.319. Harga Rp 18.000 terjadi di Lampung Utara, Pesawaran, Way Kanan, dan Pringsewu. Di Lampung Tengah harganya Rp 21.500.
Untuk minyak goreng curah, harga rata-rata Rp 18.682. Menjadi Rp 21.000 di Kota Metro, beda dengan di Lampung Tengah yang harganya Rp 14.800. Minyakkita dengan HET Rp 15.700, faktanya rata-rata harga di tingkat konsumen Rp 17.870. Bahkan di Lampung Tengah Rp 19.000. Hanya di Tulang Bawang Barat yang di bawah HET, yaitu Rp 15.000.
Sementara tepung terigu kemasan (non curah), harga rata-rata Rp 12.700. Tetapi, di Kota Metro menyentuh angka Rp 14.500. Tulang Bawang Barat lebih murah, hanya Rp 10.500. Tepung terigu curah harga rata-rata Rp 9.611. Di Tanggamus, Lampung Utara, Lampung Timur, Tulang Bawang Barat, dan Mesuji hanya Rp 8.000, sedangkan di Metro Rp 12.000.
Bagaimana dengan harga ikan? Untuk ikan kembung, harga rata-rata di tingkat konsumen Rp 34.083. Namun, di Pesisir Barat harganya Rp 50.000, harga Rp 25.000 hanya terjadi di Kabupaten Lampung Utara.
Untuk ikan tongkol, harga rata-rata Rp 29.735. Di Pesisir Barat Rp 40.000, yang murah di Lampung Utara dan Lampung Tengah yaitu Rp 25.000. Ikan bandeng harga rata-rata di tingkat konsumen Rp 26.381. Di Pringsewu lebih murah, hanya Rp 20.000, tetapi di Lampung Selatan, Way Kanan, dan Bandar Lampung harganya menjadi Rp 30.000.
Meski stok pangan aman dan harga relatif terkendali, tetapi Pemprov Lampung tidak berpangku tangan menghadapi Lebaran Idul Fitri 1446 H. Guna menjaga stabilitas dan inflasi pangan tahun 2025 ini, pemantauan harga oleh 38 petugas enumerator dan pengelola database panel harga pangan di 15 kabupaten/kota terus berjalan. Pun diperkuat oleh 15 petugas kontributor dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Selain itu, menurut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Lampung Mulyadi Irsan, saat ini ada 38 kios pangan yang tersebar di 8 kabupaten/kota sebagai langkah stabilisasi pasokan dan harga pangan di bawah binaan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung.
Pun Dinas Perindustrian dan Perdagangan pimpinan Evie Fatmawaty memiliki 2 toko operasi pasar (TOP) sebagai binaan, yaitu berada di Pasar Cendrawasih, Kota Metro, dan Pasar Natar, Lampung Selatan. (habis/fjr/inilampung)