![]() |
Prof. Dr. Ida Umami berpose dengan Menag Nasaruddin Umar seusai dilantik menjadi Rektor IAIN Metro periode 2025-2029, Senin (24/3/2025) siang. (ist) |
INILAMPUNG.COM, Jakarta - Kepemimpinan IAIN Metro beralih. Prof. Dr. Ida Umami, MPd Kons, Senin (24/3/2025) siang, resmi menggantikan Prof Nurjanah sebagai rektor setelah dilantik oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Selain Prof. Ida Umami, pada acara yang berlangsung di Operation Room Gedung Pusat Kementerian Agama itu, Menag Nasaruddin Umar juga melantik tiga rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) lainnya, dengan saksi Sekretaris Jenderal Kemenag,Kamaruddin Amin, dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Suyitno. Ketiganya adalah Prof. Dr. Zaenal Mustakim, MAg sebagai Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Prof. Dr. Danial, MAg sebagai Rektor IAIN Lhokseumawe, dan Prof. Dr. Evi Muafiah, MAg sebagai Rektor IAIN Ponorogo.
Keempat rektor baru Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tersebut bertugas sejak tahun 2025 hingga 2029 mendatang.
Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin Umar menyatakan: “Hari ini, hari yang bersejarah buat kita semuanya. Karena kita pada bulan Suci Ramadan ini, kita melantik empat pimpinan di lingkungan UIN Kementerian Agama Republik Indonesia. Di sini ada dua laki-laki, dua perempuan, jadi ini berkesetaraan.”
Menag menegaskan bahwa para rektor yang dilantik telah melalui proses seleksi ketat dan dipilih berdasarkan rekomendasi tim penilai.
“Kami sangat percaya, bahwa kalian setelah dilakukan berbagai macam seleksi yang berlapis dan juga atas rekomendasi dari tim penilai dan berbagai macam perkembangan, maka akhirnya saudara-saudarilah yang dipilih untuk menjadi pimpinan di perguruan tingginya masing-masing,” jelasnya.
Menag juga menekankan pentingnya menjaga efektivitas dan efisiensi dalam birokrasi PTKIN.
“Misi kita sekarang oleh Pak Prabowo adalah pembersihan, terutama pembersihan di lingkungan Kementerian Agama. Kita tidak ingin di lingkungan perguruan tinggi ada sesuatu yang tidak efisien dan tidak efektif,” tegasnya.
Selain itu, Menag mengingatkan bahwa rektor PTKIN tidak hanya berperan sebagai akademisi, tetapi juga figur yang membawa nilai-nilai dakwah bagi masyarakat.
“Saudara-saudara, kepemimpinan tidak hanya diminta untuk menjadi manusia akademik yang sejati, tapi juga ada beban tambahan, harus berfungsi sebagai da’i atau mubaligh atau menjalankan fungsi dakwah untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat non-akademik sekalipun,” tuturnya.
Ia meminta para rektor untuk memperhatikan lingkungan sekitar kampus, termasuk rumah-rumah kos yang dihuni mahasiswa.
“Jangan sampai nanti bersebelahan dengan laki-laki dan perempuan, pisahkan rumah kos laki-laki dan rumah kos perempuan. Dan saya mohon rektor ikut mengintervensi hal-hal yang seperti ini,” harapnya. (fjr/inilampung)