Kesuksesan acara tersebut tak lepas dari para panitia, dikomandoi Fitri Angraini. Istri dari sastrawan Isbedy Stiawan ZS ini, sejak perencanaan hingga berlangsung acara.
“Dari menyiapkan gedung, lalu menentukan pembaca puisi sampai ke pemateri dan moderator,” katanya singkat.
Kalau soal undangan yang mayoritas mahasiswa, dikatakan Fitri, dia banyak kenal dosen di Lampung ini. “Jadi gak masalah,* ujarnya lagi.
Dilanjutkan Fitri, gagasan peluncuran buku puisi ini, semata didasari karena Isbedy selama ini mengelak dengan acara semacam ini.
“Ia hanya menerbitkan tanpa peluncuran. Padahal, peluncuran sebagai perayaan sebuah kelahiran karya. Lazimnya kan begitu, karya terbit lalu diluncurkan dalam satu acara,” katanya lagi.
Dilanjutkan Fitri Angraini, karya seni utamanya di sini adalah sastra, perlu ada jembatan agar karya bisa sampai dan dipahami oleh oleh audiens (pembaca). Peran kritikus yang akan membuka rahasia atau misteri dari karya sastra. Kritikus orang yang menyingkap kerahasiaan dari sastra.
“Untuk itu diperlukan ruang dialog atau diskusi. Nah, tugas saya mengantar: dari penulis, pembicara, dan audiens dalam satu acara,* ujarnya.
Menurut Fitri, ketiga komponen – penyair, pembicara, audiens – jadi sinergi bagi keberadaan karya (sastra) sampai ke khalayak umum. “Inilah yang saya inginkan mengapa saya gagas peluncuran buku puisi Isbedy Stiawan ZS,” imbuh dia.
Dia bersyukur, acara ini lancar, dan terbilang sukses. Ada tiga papan bunga ucapan di luar gedung, yakni dari Denny JA Foundation, politisi Yozi Rizal – anggota DPRD Lampung dari Demokrat, Junaidi Auli – anggota DPR RI dari PKS.
“Acara inu juga dapat dukungan dari pak Heri Wardoyo, Ari Pahala dari KoBer, Edi Siswanto, Mufti Salim Ketua DPW PKS Lampung, Muchlas E Bastari politis PKS, Ebil MC, Iin Zakaria, Taman Budaya Lampung. Di sini saya sampaikan terima kasih,” ucap Fitri.
Masih kata Direktur Ruang Sastra Isbedy Stiawan ZS itu, buku Isbedy yang diluncurkan juga ada yang dibeli undangan. “Setidaknya ini adalah harapan kami, buku puisi bisa tersosialisasi ke masyarakat,” kata Fitri Angraini, dosen di perguruan tinggi Islam.(zal/inilampung)