Cari Berita

Breaking News

Puisi Esai: KERETA BARANG BATUBARA, 50 KALI LINTASI KAMPUNGKU

Dibaca : 0
 
Jumat, 10 Januari 2025


Oleh Isbedy Stiawan ZS


Sejak 1986, kereta batubara rangkaian panjang (babaranjang) bergerbong 60-61 melintasi kampung kelahiranku, Rawa Subur. Sehari-semalam 50 kali melintas. Tanah bergetar, bagai gempa…(1)

              —------------


Dulu, semasa 1970-1980 kereta penumpang 

dari Palembang ke Pelabuhan Panjang 

melintasi kampung kelahiranku, Rawa Subur,

pagi hari dan di waktu malam

hanya 2 kali sehari. lalu kereta pengangkut

barang menuju Teluk Betung lewat Garuntang


Lalu sejak 1 Oktober 1986, kereta gerbong 

penumpang tiada lagi, sebab penyeberangan

ke Merak pindah ke Srengsem sebelum

Pelabuhan Bakauheni. Habislah kejayaan 

perkeretaapian membawa penumpang 

di Lampung. Tapi diganti dengan kereta 

batubara rangkaian panjang, bergerbong 

61 rangkaian ini mengangkut batubara

dari Tanjung Enim Sumatera Selatan ke Tarahan 

Panjang Bandar Lampung. Batubara ini punya

PT Bukit Asam kerjasama dengan

PT Kereta Api Indonesia 


orangorang pinggir rel kereta api

adalah kami yang harus setia digempur

gemuruh dan derap sepatu kereta yang

menjejaki rel besi yang amat panjang

bersisian tapi tak pernah bersatu meski

di pengujung stasiun


pagipagi, siang membara, maupun dini hari

kami tak boleh menahan laju kereta yang

bergerak di depan rumah; tidur kami

terganggu. atau apa pun, terkena kereta

yang lari dari rel lalu menimpa rumah

juga mati dilindas! 

sepertinya kami harus ikhlas


kereta pengangkut batubara dari bukit asam

kami namai babaranjang setiap waktu

melintas. kencang maupun lambat jalannya

tetap tanah yang membebani rumah kami

bergetar. layaknya gempa.

lima puluh kali melintas sehari semalam

tak pernah pejam babaranjang mengusik

kami. dan berapa banyak korban – tewas 

maupun lukaluka –

ditabrak kereta babaranjang. waktu kami

terbuang beberpa menit di depan pintu

perlintasan kereta. 60 atau 61 gerbong

menahan laju kendaraan kami. “dahulukan 

kereta api…” itulah katakata di perlintasan

dan kami harus sejenak berhenti

mendahului laju kereta,

kalau tidak, “mau terseret jauh ke lubang

kubur?”


di sebuah perlintasan kereta api di Kota Bandar Lampung

sepasang kekasih tewas lantaran mobil 

yang dibawanya lengah dan terseret

sepanjang 50 meter. mobil terhenti oleh

pagar pembatas dua kampung. orangorang

menceritakan, pasangan kasih masih remaja

sepertinya asyik bercanda sambil menikmati

musik saat mendekati perlintasan. “kami sudah meneriaki kereta lewat

namun pengemudi tak lihat 

lalu, yang terjadi maka terjadilah,” kata saksi mata


ini kecelakaan yang ke sekian kali; mati

siasia. sebab tak awas saat melintasi 

pintu kereta

mungkin juga lantaran ingin cepat tiba

di rumah, tapi yang diperoleh segera 

sampai pada kuburan. tiada yang bisa 

memastikan kapan ajal datang

dan dalam keadaan apa; maut amat kuasa,

bisa perantara kereta


deru babaranjang lebih dahsyat 

dari pacuan kuda. lebih perkasa

dari segala benda di dunia,

ia tak mengenal salah

undang undang lalu lintas sudah menulisnya

“kami senantiasa benar, kalian salah. maka

beri dulu kami jalan, lalu kalian…” terompet

kereta seakan mengabarkan begitu.


seorang ibu yang diduga stres tewas 

oleh babaranjang di Garuntang,

demikian kabar dari mulut ke mulut

esoknya kami baca di media

dan kereta yang menabrak terus menyeret

61 gerbong bermuatan batubara

ke Tarahan Panjang

seakan tak terjadi apaapa


deru babaranjang yang melintas

tak seperti kami nikmati musik romantis

melainkan gemuruh yang mengantar 

kecemasan. ketakutan yang pelanpelan

bersemayam, “siapa lagi yang bakal jadi

korban ini kali?”


dan kami menghitung hari

dengan penuh hatihati

barangkali saja ini waktu 

maut akan bertamu 

tamu itu berkendara kereta


kami jadi asing kini

dua kampung yang dulu 

sekali langkah sudah bisa bertandang

kini dibatasi pagar beton tinggi

seperti pembatas dua negara 

di Eropa: tembok Berlin


batubara batubara dari Tanjung Enim

diangkut kereta gerbong panjang 

menahan para pejalan di pintu perlintasan

membelah dua kampung yang dulu saling

silaturahim,

mengabarkan ketakutan demi ketakutan

menanam tak tenteram di hati 

setiap kereta melintasi 

kampung kelahiran ini


babaranjang, kereta batubara

rangkaian panjang, selalu melintas

50 kali sehari semalam di kampung

kelahiranku. di gemuruh gerbong 

yang beradu, roda yang menderu di besi

rel. adalah nyanyian sendu para warga 

berumah di sepanjang pinggir rel. rumah

rumah sederhana, sebanyak lainnya kumuh

tak layak huni, hamparan jemuran di depan.

sampah berserak di dekat bantaran rel

gubukgubuk para gelandangan bercinta

untuk membikin keturunan, tapi tak sebaja 

kereta mentalnya kelak

sebuah potret yang kontras di zaman 

yang telah melek pesawat telepon 


Lampung 2022-2024.***






CATATAN

(1)Puisi esai ini adalah fiksi, terinspirasi dari peristiwa kecelakaan kereta pemuat batubara dari Tanjung Enim Sumatera Selatan  ke Tarahan Panjang Bandar Lampung. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kereta_api_batu_bara_rangkaian_panjang)


Kereta barang bergerbong 60-61 ini sering disebut  babaranjang/batubara rangkaian panjang. Pada tahun 2024 saja, sedikitnya 3 kali terjadi kecelakaan di jalur Provinsi Lampung, yakni pada 21 November 2024 (Wanita Diduga Depresi Tewas…,https://www-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7650658/wanita-diduga-depresi-tewas-tertemper-ka-babaranjang-di-lampung/amp?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=17362426004667&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2Fsumbagsel%2Fberita%2Fd-7650658%2Fwanita-diduga-depresi-tewas-tertemper-ka-babaranjang-di-lampung), Sedan Terseret KA Babaranjang di Simpang Saprodi Abung Selatan, 3 Meninggal Dunia, (https://www.rmollampung.id/sedan-terseret-ka-babaranjang-di-simpang-saprodi-abung-selatan-3-meninggal-dunia), dan Tabrakan 2 Kereta Api di Lampung, Begini Kondisi 4 Korban (https://www-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/sumut/berita/d-6391549/tabrakan-2-kereta-api-di-lampung-begini-kondisi-4-korban/amp?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=17362426004667&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2Fsumut%2Fberita%2Fd-6391549%2Ftabrakan-2-kereta-api-di-lampung-begini-kondisi-4-korban)



LIPSUS