Cari Berita

Breaking News

Lampung, Tanah Pijak yang Berbicara

Dibaca : 0
 
Kamis, 09 Januari 2025

INILAPUNG.COM, Jakarta --  Kerja sama Koordinator Kreatif Artificial Intelligence (KAI) Lampung dengan KEAI Pusat menerbitkan antologi puisi Tanah Pijak Bernama Lampung (2024). Puisi-puisi dalam buku ini telah dialihwahanakan ke musik gunakan AI.

Berikut kesan Elza Thaher terhadap buku penyair Lampung dalam bentuk puisi. Selamat membacaca.

Bergetar hati membaca buku Tanah Pijak Bernama Lampung,
Buku  puisi tentang tanah yang kaya,
Tentang bukit yang menjulang, sawah yang menghijau,
Tempat di mana tanah dan langit bersatu dalam senyap.

Lampung, tanah yang multi-etnik,
penuh warna dari berbagai suku dan agama,
seperti anyaman benang-benang budaya
yang menjalin kisah lama dan baru.
Di setiap aliran sungai yang mengalir,
ada cerita-cerita yang tersimpan dalam hati,
tentang pertemuan dan perpisahan,
tentang kesedihan yang perlahan memudar,
menjadi kenangan indah yang mekar dalam puisi.

Kini Lampung tengah berubah,
seperti sebuah raga yang mulai menemukan bentuknya,
menjadi kota modern yang memancarkan sinar.
Jejak-jejak kelam tetaplah ada,
seperti bayang-bayang yang tidak pernah benar-benar hilang.
Namun di balik bayang itu,
terdapat harapan yang tumbuh,
seperti bunga yang mekar di musim kemarau.

Lampung adalah sebuah simfoni alam yang tak terbantahkan,
Dari Bakauheni meneju Tanjung Karang
Pantai berbisik pada angin yang berlari bebas.
Setiap jengkal tanahnya,
setiap batu yang tergeletak di tepi pantai,
bercerita tentang keindahan alam yang tiada duanya.

Di setiap pagi,
di setiap senja yang tenggelam di balik bukit,
terdengar suara alam yang tenang,
membisikkan bahwa di sini,
dalam setiap hela napas,
kita merayakan perbedaan yang mempersatukan kita.
Lampung, tanah pijak yang penuh keindahan,
tempat di mana sejarah dan harapan bertemu dalam simfoni yang abadi.


Pondok Cabe Udik 9 Januari 2025


Elza Peldi Taher

LIPSUS