INILAMPUNG.COM, Jakarta – Afnan Malay, aktivis Prodem dan penyair meluncurkan buku puisi terbarunya di Toko Buku Natan milik Nasir Tamara Jl. Cisanggiri V No. 12, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 17 Desember 2024 petang.
Petang itu begitu tenang dan penuh kehangatan. Buku Fiksi Mulyono karya Afnan Malay diluncurkan, dan dihadiri sekitar 35 audien yang antusias. Bahkan, kata Afnan, sebagian yang hadir turut membaca puisi.
Toko Buku Natan sore itu menjadi saksi pertemuan inspiratif antara dua sosok pencinta kata dan pemikiran. Toko Buku Natan tak sekadar menjadi ruang jual beli buku, melainkan panggung diskusi ide-ide besar dan jembatan peradaban.
Peluncuran yang ditandai diskusi dan penyerahan buku kepada Asri Hadi, pimpinan hariankami.com, dari Afnan Malay, penyair asal Minangkabau yang terkenal dengan getaran puisinya yang tajam dan reflektif.
Dalam edisi diskusi bulanan kali ini, suasana semakin hangat dengan hadirnya para pecinta sastra, penulis muda, aktivis, hingga pekerja seni yang berkumpul untuk merayakan peluncuran buku puisi Buku Fiksi Mulyono, diterbitkan Ide Bangsa (Desember 2024).
Afnan Malay – biasa disapa AM, penyair berdarah Minangkabau kelahiran tepian Danau Maninjau, telah lama dikenal sebagai sosok yang melahirkan sajak-sajak kritis dan mendalam.
Meskipun menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM), AM tak pernah jauh dari dunia puisi yang menjadi rumah batinnya.
Buku Fiksi Mulyono adalah karya terbarunya yang sarat refleksi dan pemaknaan tentang kehidupan di tengah hiruk pikuk zaman.
Buku AM ini dilengkapi dengan kata pengantar dari Rocky Gerung, seorang pemikir yang kerap menyulut perdebatan intelektual, dan kata penutup dari Denny JA, konsultan dan budayawan ternama.
Dengan kehadiran dua tokoh ini, Buku Fiksi Mulyono menjadi karya yang tidak hanya puitis melainkan menggugah pemikiran.
“Mulyono adalah kita semua,” ujar Afnan Malay dalam diskusi. “Ia mewakili kebingungan, amarah, tawa, dan getir kehidupan yang kerap tak tersampaikan dalam kata-kata biasa.”
Diskusi yang dipandu oleh Swary Utami Dewi berlangsung akrab dan penuh pemikiran mendalam. Afnan Malay berbicara tentang proses kreatifnya, tentang bagaimana sosok Mulyono lahir dari perenungan panjang atas realitas sosial, politik, dan kehidupan sehari-hari yang sering kali diabaikan.
Sementara itu, Asri Hadi memuji karya Afnan Malay sebagai “angin segar bagi dunia sastra dan pemikiran di Indonesia,” serta menekankan pentingnya ruang-ruang diskusi seperti yang dihadirkan oleh Toko Buku Natan.
Acara ini berhasil mempertemukan para peminat sastra lintas generasi, membuktikan bahwa puisi masih memiliki ruang di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan zaman.
Seiring sore yang perlahan beranjak senja, diskusi ditutup dengan rasa syukur dan kepuasan batin. Buku Fiksi Mulyono telah berpindah tangan, tidak hanya sebagai kumpulan puisi, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan pikiran, perasaan, dan realitas yang sering kali luput dari perhatian.
Dengan acara ini, Toko Buku Natan sekali lagi menegaskan perannya sebagai ruang perjumpaan ide dan pemikiran, sekaligus menjaga nyala api sastra dan literasi di Indonesia tetap hidup.
AM siap mendiskusikan Buku Fiksi Mulyono di Lampung pada Januari 2025. “Saya siap ke Lampung untuk diskusikan buku ini, sekaligus dengan silaturahmi dengan aktivis di daerah ini,” katanya melalui WA, Rabu 18 Desember 2024 pagi.(bd/inilampung)