INIlAMPUNG.COM - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), sudah melakukan pendampingan terhadap korban dan pelaku perundungan yang terjadi di SMPN 2 Krui.
Disampaikan Kepala DP3AKB Pesisir Barat, dr. Budi Wiyono, menjelaskan bahwa pada Sabtu (12/10/2024) sekitar Pukul 10.00 WIB, tim dari DP3AKB sudah kelokasi baik ke pihak korban atau rekan perundungan.
Pihaknya sudah melakukan pendampingan kepada kedua belah pihak dengan hasil bahwa terdapat efek psokologis dari korban, apalagi ayah korban baru tujuh hari meninggal dan ibunya tidak bersama korban. korban tinggal di rumah paman nya.
Tim akan melakukan monitoring terhadap korban baik di sekolah maupun di rumah, dengan mengikut sertakan peran orang tua atau wali dan guru.
Akan dilakukan pembinaan ke sekolah , terkait penanganan kekerasan dalam satuan pendidikan dan tentang Pola asuh anak dan remaja (PAAR).
Selanjutnya pada hari Senin (14/10/2024) akan dimulai melakukan pembinaan di SMPN 2 Krui dan menggalang ikrar dari seluruh warga sekolah terkait pencegahan kekerasan anak dan bullying.
Pihaknya menyampaikan sangat perlu ditingkatkan peran serta lintas sektor terkait dalam mendukung hal tersebut.
" Dan mendampingi pelaku serta memberikan bimbingan ke pelaku untuk menyadari kesalahan dan menjadi siswa yang baik dan untuk masyarakat umum untuk menahan diri dan menaati UU ITE agar tidak menyebarluaskan video bullying karena bisa dipidanakan," pungkas Budi.
Diketahui tim dari DP3AKB tersebut diantaranya Kepala DP3AKB, dr. Budi Wiyono, Nining serta kepala UPTD Setiyawan.
Sementara disampaikan Kepala SMPN 2 Krui, Erica menyampaikan keprihatinannya terhadap viralnya video perundungan tersebut. Selaku pimpinan di sekolah tersebut, pihaknya sudah menyerahkan permasalahan tersebut ke pihak pihak terkait seperti Dinas Pendidikan Pesisir Barat dan DP3AKB.
Pihaknya juga menyayangkan hal itu terjadi, namun semua diluar kendali, pasalnya lebih dari 900 siswa yang ada di SMPN 2 Krui. Meskipun sudah dilakukan monitoring kesetiap sudut sekolah, hal ini masih juga terjadi.
" Kami selaku dewan guru dan saya pribadi selalu mengingatkan kepada para dewan guru untuk selalu memonitor seluruh siswa disekolah kami. Namun, hal ini diluar kehendak kami, ini adalah musibah bagi kami. Kami tidak menyalahkan siapa siapa dalam hal ini, karena tidak menutup kemungkinan yang dianggap pelaku dalam masalah ini merupakan korban dari rentetan masalah yang mungkin terjadi dilingkungan keluarganya," ungkap Erica.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Barat, Edwin Kastolani menyampaikan keprihatinannya terhadap kasus pembulian yang sangat viral tersebut. Pihak dinas sudah turun untuk memediasi atas hal yang terjadi tersebut.
Dinas PPPA dan pihak sekolah sudah datang kerumah orang tua dan siswi tersebut konfirmasi dan pendampingan terhadap korban dan pelaku pembulian.
Langkah ke depan akan di ingatkan kembali ke seluruh satdik untuk menjadi perhatian jangan sampai hal ini terulang kembali di seluruh satuan pendidikan mengingat di setiap satdik telah di bentuk tim TPPKS (Tim Pencegahan dan penanganan Kekerasan Sekolah). (Eva)