INILAMPUNG.COM, Lampung Barat – Enam hari 20 penyair muda Lampung notabene pelaar SMA/SMK/MA se Lampung mengikut Kelas Penulisan Puisi di Sumberjaya, Lampung Barat, 2-6 Agustus 2024.
Mentor kelas menulis puisi yang ditaja Sanggar Seni Gauri Sumberjaya, Lampung Barat ini adalah Isbedy Stiawan ZS, Ari Pahala Hutabarat, dan Iswadi Pratama.
Dua penyair muda Lampung yang mengikuti kelas penulisan puisi, Maria Anastasya Br. N. (Lampung Selata!) dan Muhammad Faa’iza Afif (Bandar Lampung).
“Selama 6 hari pelatihan calon penyair muda Lampung yang dilaksanakan oleh Sanggar Seni Gauri, saya mendapatkan begitu banyak ilmu mengenai puisi yang diberikan oleh penyair hebat,” cerita Maria, Kamis 8 Agustus 2024.
Dikatakan Maria, tutornya adalah Isbedy Setiawan ZS, Ari Pahala Hutabarat, dan Iswadi Pratama,
Pada hari pertama dan kedua materi pelatihan diisi oleh Pak Isbedy Setiawan ZS. “Hari pertama kami diberikan pemahaman yang sebenarnya dari sebuah puisi, setelah itu materi lain pun muncul mengenai bagaimana menemukan ide, dan mengembangkannya.
“Contoh praktiknya adalah saat kami mencari rumah tangga kata di sekitar PLTA dan menjadikannya sebagai bahan membuat puisi, di hari kedua kamu fokus mengembangkan teori yang diberikan pada hari pertama dan menulis sebuah puisi di bendungan dekat PLTA.
“Pak Isbedy juga mengajarkan beberapa metode lain untuk menemukan ide sebuah puisi sambil menikmati alam sekitar sehingga membuat pelajaran semakin menyenangkan.
Pada hari ketiga dan keempat pemateri diganti pak Ari Pahala Hutabarat, di pelatihan bersama beliau kembali, kami pun diajarkan mengenai apa itu makna puisi yang sebenarnya.
“Tak hanya itu kami pun diajarkan mengenai piranti puitis, di hari kedua bersama pak Ari kami ditantang untuk menulis puisi dengan gaya Acep Zamzam Noor yang berjudul ‘Di Malioboro’. Pengalaman dua hari bersama pak Ari terasa begitu cepat karena kami menikmati menulis puisi dengan gaya bahasa yang baru,” ujarnya.
Di hari kelima dan keenam, materi diisi oleh Pak Iswadi Pratama, Ia seorang penyair hebat juga yang mengajarkan tentang menulis puisi dengan teknik permutasi yang di dalamnya terkandung sintagmatik dan paradigmatik.
Tentu saja teknik ini sangat membantu kami membuat suatu puisi. Ketiga pemateri benar-benar mengubah puisi kami menjadi lebih baik lagi hari ke hari, dan tentunya setiap pemateri memiliki teknik mengajarnya masing-masing dan membentuk kekuatannya pada kami.
“Saya sangat merasa bahagia sekaligus bersyukur dapat mendapatkan ilmu yang tak dapat diketahui orang lain tanpa mengikuti pelatihan ini,” ujar Maria.
Terpisah, Muhammad Faa’iza Afif menjelaskan, sebelumnya dia ragu untuk mengikuti kegiatan ini setelah lulus seleksi.
“Karena takut akan tertinggal pelajaran di sekolah. Namun setelah melanjutkan, saya merasa ilmu yang didapat dari pemateri justru jauh berkali lipat dari yang biasanya di sekolah,” jelas Afif, sapaan akrabnya.
Lline up yang dipilih Sanggar Gauri juga sangat tepat, imbuh dia. Di dua hari pertama kami belajar dengan Isbedy Stiawan tentang dasar-dasar menulis puisi, membuat rumah kata, sampai pengefektifan kata dalam puisi.
Dua hari selanjutnya kami bersama Ari Pahala belajar lebih jauh tentang personifikasi, metafora, menulis dengan berbagai gaya penyair lain, dan memperdalam rumah tangga kata. Kemudian dua hari terakhir kami bersama Iswadi Pratama mengenal lebih dalam sastra dan teknik Permutasi dalam membuat puisi.
“Seluruh kegiatan kami didampingi panitia yang sangat membantu proses belajar kami didukung dengan lingkungan yang penuh inspirasi,” kata Afif.(bd/inilampung)