Cari Berita

Breaking News

Penyair Perempuan Kunjungi Gedung Ratu dan Pagar Dewa Disambut Kepala Tiyuh

Dibaca : 0
 
Sabtu, 06 Juli 2024

INILAMPUNG, Tulang Bawang Barat  – Penyair Perepuan Indonesia (PPI) mengunjungi Tiyuh Gedung Ratu, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Sabtu 7 Juli 2024 pagi.


Kepala Tiyuh Gedung Ratu, Jueni, menyambut rombongan para penyair di nuwo (rumah)nya. Tuan rumah menyajikan pangan seperti jagung, pisang rebus, dan kacang.


Sekira 30 penyair serius mendengarkan paparan dari kepala tiyuh dan guide, tentang tiyuh yang dianggap ‘terasingr’ namun telah dikunjungi wisatawan asing di antaranya dari Belanda, Cina, dan lain-lain.


Para penyair perempuan mendengar, merekam melalui handphone, ataupun mencatat. Ada yang menarik dari Gedung Ratu ini. Ternyata unggas bangau putih ada di sini, dan telah bermigrasi hingga ke Amerika.


Jueni juga menunjukkan manuskrip roman Gedoeng Ratoe yang ditulis pengarang berkebangsaan Belanda.


“Roman ini didapat dari perpustakaan di Leiden, Belanda,” jelas Jueni.


Para penyair tertarik pada roman Gedoeng Ratoe dan meminta untuk souvenir. “Saya akan foto kopi sesuai permintaan,” ujar Jueni.


Setelah dari rumah kepala Tiyuh Gedung Ratu, para penyair melanjutkan wisata budaya ke nuwo Kiyai Toher.


Selepas Gedung Ratu, para penyair menyambangi Tiyuh Pagar.Dewa. Tiyuh ini dikenal dengan sejarah Kerajaan Tulang Bawang yang dipimpin Minak Pati Pajurit semasa Islam.


Kepala Tiyuh Pagar Dewa, Mursalin, didampingi istri menyambut kedatangan rombongan penyair Pulang ke Kampung Tradisi 4 yang diketuai Kunni Masrohati.


Di kantor tiyuh, telah tersedia makan siang pindang patin dengan lauknya sambal delan (terasi). “Sambal terasinya mantap,” kata penyair perempuan asal Surabaya, Heti Palestina.


Bagi penyair asal Lampung, sambal terasi karya ibu tiyuh, rasanya “bangek!”


Usai makan siang, acara dilanjutkan dengan paparan tokoh adat setempat, Herman SP, tentang sejarah Pagar Dewa, Kerajaan Tulang Bawang.


Herman mengatakan bahwa Pagar Dewa memiliki kedekatan dengan Banten maupun Jawa Timur. Pagar Dewa dikenal sebagai pusat kerajaan Pagar Dewa, baik masa pra Islam ataupun Islam.


Nenek moyang Lampung mempunyai kedekatan/saudara dengan Batak. “Tapi itu masa nenek moyang dulu,” kata Herman.


Menanggapi anggapan bahwa orang Pagar Dewa mengan jemow (makan manusia), sebenarnya orang Pagar Dewa makan daging rusa yang dibakar. Saat itu masa perang, lalu orang Pagar Dewa membakar daging rusa di sebelahnya ada jenazah manusia.


“Orang atau musuh mengira orang Pagar Dewa makan manusia,” katanya.


Banyak tokoh dari tiyuh ini yang sukses dan terkenal di Lampung maupun tingkat Nasional. Di antaranya Aan Ibrahim, desainer Indonesia, dan Ketua Partai NasDem Herman HN.


Para penyair perempuan yang mengikuti anjangsana bertajuk wisata budaya di antaranya Devi Matahari, Jauza Imani, Siti Salmah, Iin Muthmainah, Fitri Angraini, Mintarsih Mimin, Titin Upatin, Asmariah, Rissa Churia, Edrida Pulungan.(bd/inilampung)


LIPSUS