Cari Berita

Breaking News

Payakumbuh Botuang Festival, Seniman Cetik-Penyair Lampung Siap Tampil

Dibaca : 0
 
Rabu, 10 Juli 2024


INILAMPUNG.COM, Pekanbaru – Payakumbuh Botuang Festival berlangsung di Kawasan Ngalau Indah Medan Nan Bapaneh, Kota Payakumbuh, 11-13 Juli 2024. 


Seniman Lampung yang akan menghadirkan 2 nomor musik bambu (gamolan pekhing/cetik) dan 1 nomor musik berkolaborasi dengan puisi, dijadwalkan pentas, Jumat 12 Juli 2024 pukul 20.00 sd selesai.


Adin Gedanggung (I Gusti Nyoman Arsana) dari Sanggar Gravitasi Perkusi Lampung mengatakan dalam muhibah seni ke Payakumbuh diperkuat empat musisi. 


Selain dirinya, yakni Ahmad Wanda, Arman Chan, dan I Gusti Ngurah Pradiva Jayastu, serta Isbedy Stiawan ZS akan membaca puisi tentang Sekala Brak, dimana alat musik gamolan pekhing berasal.


“Saat ini kami sudah di Pekanbaru,” kata Adin Gedanggung, Rabu 10 Juli 2024.


Masih kata Nyoman, musik bambu asal Lampung itu diperkirakan berdurasi 30 menit.


Adin Gedanggung menjelaskan, Sanggar Gravitasi Perkusi tampil di acara festival musik bambu tersebut atas undangan penyelenggara, yakni Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh.


“Selain memainkan musik cetik, kami juga akan berkolaborasi dengan puisi bertema Pesagi atau Sekala Brak,” ujar Nyoman.


Itu sebabnya, lanjutnya, ia melibatkan penyair Isbedy Stiawan ZS untuk membacakan puisi dalam performa arts di Payakumbuh Botuang Festival. “Ini karya pertama berkolaborasi dengan puisi,” katanya.


Pada Jumat malam, selain dari Lampung juga tampil Pituah Bundo, Komunitas Seni Intro, Batuang Sarumpun (Sawahlunto).


Sementara pada hari pertama, Jumat 11 Juli 2024 pukul 20.00 sd selesai adalah opening ceremony, Lindang Urek cs Tari Massal, Rand Ritmik, Lubuk Batang (50 kota), Kabumi UPI (Bandung), Fikoh LIDA.


Lalu pada hari terakhir, Sabtu 13 Juli 2024 sd selesaj, ditampilkan Panglimo, Pro Kontra, Melenggok Botuang, Natalino Mella Sasando (NTT), Gita Mahardika (Bali), Kintamani.


Pada pagi hingga siang, dilangsungkan workshop dan diskusi, ekspo, dan permainan rakyat.


Adin Gedanggung, seniman musik tradisional kelahiran Bali. Sehari-hari pungsional di Taman Budaya Lampung dan berkesenian. 


I Gusti Ngurah Pradiva Jayastu, putra dari Adin Gedanggung, sejak kecil sudah terlbat memainkan alat musik cetik. Apalagi, ayahnya yakni Nyoman Arsana, juga pembuat alat musik gamolan pekhing. Pradiva baru setahun lulus SLTA.


Ahmad Wanda dan Arman Chan, jebolan ISI Padangpanjang program studi musik. Saat ini Wanda adalah pengajar di Fakultas Tarbiyah Prodi PGMI UIN Raden Intan Lampung. Lalu Arman Chan, pengajar di SMA Lampung Selatan.


Selanjutnya Isbedy Stiawan ZS adalah sastrawan berjuluk Paus Sastra Lampung. Puisi-puisinya terhimpun puluhan buku tunggal dan antologi.(bd/inilampung)

LIPSUS