Cari Berita

Breaking News

Milad Ke-4 Akhlak, Tuhu Bangun: Jangan Terlena Comfort Zone

Dibaca : 0
 
Senin, 22 Juli 2024

Milar ke-4 Akhlak di PTPN I Regional 7 di Bandarlampung. Foto. Ist.

INILAMPUNG, Bandarlampung -- Tagline “Akhlak” yang dirilis Menteri BUMN Erick Thohir pada 1 Juli 2020, telah empat tahun memberi treatmen kinerja di jajaran Kementerian BUMN. 


Di PTPN I Regional 7 yang sekarang juga menjadi markas PTPN IV Regional 7 KSO, milad ke-4 Akhlak diperingati dengan Motivating Session oleh Regional Head kepada karyawan di Bandarlampung, Senin 22 Juli 2024.


Seluruh petinggi Regional 7 hadir pada acara yang dikemas egaliter itu. Yakni, Regional Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun yang didampingi SEVP Business Support Bambang Agustian dan SEVP Operation Wiyoso. Regional Head PTPN IV Regional 7 KSO Denny Ramadhan yang juga didampingi SEVP Business Support Bambang Eko Prasetyo dan SEVP Operasional Oshutri. Juga para pejabat utama lainnya.


Pada sesi pertama, acara yang diawali dengan doa, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, dan Mars Planters itu tampil Tuhu Bangun, Regional Head PTPN I Regional 7. 


Dengan gaya kepemimpinan yang lugas dan bersemangat (strong leadership), Tuhu Bangun memantik seluruh karyawan yang hadir maupun mengikuti secara online untuk bangkit berubah dan maju bersama. Sebab, kata dia, ancaman dari internal dan eksternal terhadap keberlangsungan dan eksistensi perusahaan ini sangat nyata, cepat dan tanpa belas kasihan.


Menggunakan ilustrasi video pendek tentang seekor beruang Vs  seekor harimau di belantara, Tuhu Bangun menggambarkan PTPN I Regional 7 dan seluruh karyawan sebagai mangsa atas serangan ekternal. 


"Jika kita tidak mempersiapkan dan atau ikut dalam perubahan global ini selanjut kita dan perusahaan yang kita cintai bisa punah. Jangan sampai kita bernasib seperti beruang itu yang habis dan kalah dengan predatornya. Kita ketahui bersama bahwa  banyak BUMN  yang dilikuidasi (dibubarkan). Penyebabnya adalah karena tidak perform atau rugi terus menerus,” kata dia berapi-api.


Tuhu menyebut situasi saat ini tidak dalam baik baik saja atas interpensi atau tekanan VUCA; Volatility (perubahan radikal), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (masalah yang kompleks), dan Ambiguity (ambigu, ketidak jelasan). 


Dalam kondisi ini, setiap elemen dalam PTPN regional 7 harus melawan,dan ikut berubah untuk tumbuh dan berkembang dengan membalikan paradigma lama ke baru yang sesuai dengan tunturan jaman saat ini.


Ia menyebut sikap kita, baik secara personal maupun kolektif perusahaan yang selalu memilih opsi berada pada zona nyaman akan mengalami nasib akhir seekor beruang dalam video itu. Oleh sebab itu, ia “membakar” seluruh insan utama PTPN regional 7  untuk mengubah energi berupa potensi yang selama ini dipendam untuk dikeluarkan. 


“Kita jangan terlena merasa nyaman berada di comfort zone. Setiap bulannya kita masih mendapatkan gaji. Ini adalah salah satu hal  yang harus kita ubah. Kalau tidak, saya khawatir kita akan meninggalkan legacy adalah kegagalan bagi generasi perkebunan berikutnya,” kata dia.


Mengulas tagline “Akhlak”, Tuhu Bangun mengatakan enam suku kata penjabaran dari slogan itu adalah pondasi utama atau fundamental yang sudah kita mulai sejak tahun 2020. Akhlak sebagai parameter sikap dan perilaku setiap karyawan seharusnya dipakai untuk introfeksi diri  berkelanjutan di dalam tugas dan fungsi kita "sudah kah kita memberi manfaat/ kontribusi kepada Perusahan dan dalam bermasyarakat?"


“Kita pakai Akhlak sebagai parameter. Kita tanya hati, apakah sudah Amanah? Apakah kita kompeten? Apakah kita menjadi bagian dalam menciptakan atmosfer yang harmonis dalam lingkungan kerja? Seberapa loyalitas kita kepada pekerjaan? Apakah kita sudah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi? Apakah kita menjadi bagian dalam membangun kerjasama dalam kolaborasi?” tanya Tuhu.


Secara pragmatis, Tuhu Bangun juga membuat simulasi dan perhitungan kepada setiap insan PTPN regional 7 dengan beberapa pertanyaan personal atau peserta AKHLAK DAY. 


Kita bersyukur kepada allah SWT  dimana sampai saat ini PTPN masih ada dan mampu tumbuh dan berkembang berkelanjutan dan berterimakasih kepada para senior senior yang sudah pensiun khusus nya jajaran BOD Holding PTPN melalui Dirut (bpk M.Abdul Ghoni) terus membuat yang terbaik.


Tuhu Bangun mengajak seluruh karyawan untuk berterima kasih dengan cara yang cerdas dan elegan. Yakni dengan berkarya secara maksimal, mengeluarkan semua potensi atau bekerja all out , dan menjaga perusahaan ini agar semakin maju dan sustainable.


Diselingi beberapa game untuk ice breaking, sharing experience dilanjutkan oleh Regional Head PTPN IV Regional 7 Denny Ramadhan. Mengusung tema paradigma lintas generasi, Denny memilih judul “Youth Skill Planters Need’. Judul ini mengurai kecenderungan setiap generasi sesuai zaman dan peranti yang menemani kehidupannya.


Saat ini, kata dia, perubahan yang begitu cepat terjadi dalam semua hal. Peralihan dari generasi lama, yang dia sebut sebagai generasi X yang lahir dari Zaman Perang sampai tahun 1970-an, kata dia, memiliki gaya hidup yang sangat disiplin. Pengaruh militeristik pada zamannya, menjadikan setiap orang sukses di negeri ini dididik dalam disiplin yang sangat tinggi.


Generasi berikutnya yang lahir pada era tahun 1970-an sampai 1990-an atau biasa disebut generasi Y menggunakan paradigma prosedural. Segala sesuatu dijalankan sesuai prosedur atau SOP.


“Nah, saat ini kita berada pada zaman yang dominasinya dipegang olehgenerasi milenial dan Gen Z. Paradigma lama banyak dibalik dan hampir semua berorientasi kepada hasil, bagaimanapun opsi dan caranya. Di sinilah kita harus beradaptasi dalam rangka mengoptimalkan kinerja perusahaan,” kata dia.


Sharing session yang digelar dengan pendekatan ilmu pengetahuan ini mendapat respons sangat baik dari karyawan. Di tengah rutinitas kerja yang suntuk dan melelahkan, para karyawan yang banyak dari kalangan milenial ini mendapat pencerahan tentang proyeksi dana masa depan perusahaan. (mfn/rls)

LIPSUS