Cari Berita

Breaking News

Blackout PLN: Rapuhnya Ketahan Masyarakat

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Rabu, 05 Juni 2024


Oleh: Dr. Wendy Melfa, S.H.,M.H.,

 

SALAH satu kebutuhan dasar masyarakat modern dekade ini, utamanya pada masyarakat perkotaan adalah tersedianya listrik yang memadai, yang dapat memenuhi kebutuhan dasar individual manusia, sebagai bagian satu kesatuan masyarakat, disamping kebutuhan pangan, air, papan, kesehatan, pendidikan, dan sarana pendukung lainnya, seperti jalan dan jembatan, rasa aman, serta terpenuhinya kebutuhan untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya.


Tugas utama menyiapkan dan menjaga seluruh kebutuhan infrastruktur dasar untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya, tanggungjawabnya ada pada negara. Negara dalam operasionalnya “menugaskan” kepada pemerintah sebagai penyelengara pengelolaan pemerintahan untuk menjalankannya, sebagaimana diamanahkan oleh Pembukaan UUD 1945, “Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa … “, secara operasional tugas dan tanggung jawab itu pelaksanaannya dikerjakan oleh Kementerian, Lembaga, BUMN, dan ada yang didesentralisasikan kepada Pemerintah Daerah.


Ketersediaan infrastruktur dasar bagi kebutuhan masyarakat, bukan saja menjadi ukuran pencapaian tingkat kesejahteraan rakyat, baik secara lokal maupun nasional, tetapi lebih dari itu juga dapat menjadi ukuran kekuatan ketahanan masyarakat dalam ikut menjaga kedaulatan masyarakat, nasional, bahkan negara. 


Tidak jarang kita menemukan faktor kekurangan terpenuhinya infrastruktur dasar atau terjadinya ketimpangan pemenuhan infrastruktur dasar dapat menjadi trigger tersulutnya kecemburuan, rasa tidak adil, emosi, sinisme, dan ketidakpuasan masyarakat yang dapat menyulut pertikaian, perpecahan, hilangnya kepercayaan kepada pemerintah (pemberontakan) dan lain sebagainya. 


Disinilah arti pentingnya infrastruktur dasar bagi masyarakat serta kaitannya dengan tugas pemerintah serta ketahanan masyarakat, dan kedaulatan akan persatuan dan kesatuan masyarakat, dan ini sesuatu yang penting bagi kita semua. 


BLACKOUT PLN

Menurut ingatan masyarakat sekitar pemukiman kami, yang sepanjang malam mencoba “menanti” hidupnya kembali aliran listrik PLN, namun hingga rasa kantuk tak tertahanpun datang yang menyebabkan satu persatu dari kami undur diri kembali ke rumah masing-masing dengan harapan hampa dan kegelapan, pemadaman aliran listrik yang cukup lama, dari jam 11.00 Selasa kemarin menyala sebentar pada menjelang maghrib, lalu mati lagi hingga pagi hari hingga tulisan ini dibuat, listrik pun belum menyala. BLACKOUT PLN untuk seluruh Lampung.


Suasana lingkungan dan kota pun menjadi hening, gelap, sepi, dan nyaris tidak ada komunikasi dari berbagai pihak yang biasanya aktif mengirim postingan berita dan atau sekadar menyapa atau postingan jenaka. Hampir dapat dipastikan HP anggota group lowbatt karena dicharge dari siang hari, signal lemot karena menara-menara transponder celuler juga kekurangan daya listrik.


Tidak ada suara musik dari radio FM yang biasanya menyertai juru ronda, karena hampir dipastikan juga stasiun radio semuanya kekurangan daya listrik, jalan-jalan pun sepi karena pengendaranya merasa lebih baik berdiam di rumah berjaga dalam kegelapan keluarga dan rumahnya, juga pagi penyedia jasa transportasi on line, dipastikan tidak ada pemesanan melalui on line karena HP mereka juga lowbatt.


Hampir dapat dirasakan bahwa Lampung lumpuh, setidaknya yang bisa dilihat dan dirasakan Kota Bandarlampung lumpuh sesaat, bahkan suara adzan subuh yang biasanya saling bersahutan dari berbagai pengeras suara di masjid-masjid ketika waktu subuh tiba, hanya terdengar dari 3-4 masjid saja, itu pun suaranya dari kejauhan.


Juga tidak terlihat patroli mobil keamanan dari petugas keamanan, mungkin karena HP dan HT mereka juga sama-sama lowbatt, sehingga mungkin mereka juga kesulitan berkomunikasi untuk berkoordinasi. Entah berapa banyak pegawai negeri atau swasta yang tidak ngantor atau setidaknya terlambat ngantor, atau anak-anak sekolah yang entah karena kesiangan, atau karena belum mandi akibat pasokan air dari pompa air yang juga mati karena tidak ada aliran listrik ke rumah-rumah mereka. 


Begitu penting dan tergantungnya masyarakat modern perkotaan ini akan tersedianya kebutuhan listrik untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat perkotaan, BLACKOUT PLN ternyata juga sangat mempengaruhi beragam kehidupan masyarakat.


SABOTASE SOSIAL

Kita tentu tetap bersangka baik, bahwa BLACKOUT PLN ini semata karena ada kerusakan teknis yang cukup serius, hingga memerlukan waktu untuk memperbaiki dan kembali memberikan aliran arus listrik.

Walaupun kita juga bisa menyaksikan begitu rentan dan rapuhnya cadangan aliran listrik kita, semua fasilitas umum dan sosial di kota kita nyaris lumpuh dan tak berdaya. Tidak terlihat pihak PLN tanggap mengatasi berbagai fasilitas umum dan rawan keamanan bisa diantisipasi dengan baik ketersediaan listriknya ketika terjadi kerusakan di daerah nun jauh disana (Lahat, Sumsel).


Terinspirasi dari film laga dan spionase produksi Hollywood, bagaimana kalau seandainya BLACKOUT PLN ini bukan disebabkan oleh kerusakan teknis, tetapi karena disebabkan oleh sabotase, terorisme dan atau kekuatan asing yang mau menyerang dan melumpuhkan ketahanan masyarakat kita, apa yang akan terjadi, masyarakat kita akan dengan mudah dilemahkan dan dikuasai, sementara antisipasi dari penanggung jawab ketersediaan infrastruktur listrik tadi dan atau dari aparat yang bertugas mengurusi keamanan, juga tidak antisipasi karena ketersediaan sarana peralatan mereka, komunikasi mereka juga sangat tergantung dengan ketersediaan pasokan listrik.


Bisa jadi, ketahanan masyarakat kita akan dengan cepat dan mudah dikuasai dan dilumpuhkan. Tentu ini sangat tidak kita harapkan.

PLN sebagai lembaga yang diberikan otoritas mengurusi pasokan listrik bagi pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar masyakat, harus lebih tanggap dan cepat mengantisipasi hal-hal seperti ini.


Jangan sampai terjadi, setidaknya ketika terjadi BLACKOUT seperti ini, pihak PLN dengan kekuatan generator mininya (genset) dapat mengantisipasi tempat-tempat dan fasilitas rawan yang dapat mem-back-up semua fasilitas sosial, komunikasi, dan keamanan warga masyarakat bisa tetap terjaga, ketersediaan air bersih bagi warga agar tetap bisa beraktivitas, juga tetap bisa terselenggaranya peribadatan setidaknya pada beberapa masjid besar untuk sekadar adzan dan menyelenggarakan shalat subuh, jika pemadaman aliran listrik itu semalaman sampai pagi hari.


Setidaknya PLN harus bekerja ekstra memperlihatkan kesungguhan mereka bahwa “NEGARA HADIR” ketika terjadi BLACKOUT seperti terjadi hari ini. Jangan hanya sigap memutus aliran listrik ketika pelanggan lalai belum membayar setiap tanggal 20 bulan berjalan, tetapi sigap mengantisipasi hal-hal penting dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat.


Meminta maaf itu penting, tetapi bekerja maksimal bagi pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat, jauh lebih penting. Karena untuk itulah PLN hadir ditengah masyarakat, juga sebagai sarana memelihara ketahanan masyarakat yang lebih tangguh untuk menjaga kedaulatan masyarakat, bangsa, dan negara.


Penulis: 

DR. Wendy Melfa, SH. M.

Mantan Bupati Lampung Selatan.

Direktur Rumah Demokrasi (RuDem).

LIPSUS