INILAMPUNG, Bandarlampung -- Ekselensia Tahfizh School atau eTahfizh menggelar kelas pendadaran bagi santri kelas akhir sebelum mereka diwisuda. Pendadaran berlangsung dua hari, 20-21 Juni 2024.
Kepala eTahfizh, Juli Siswanto mengatakan, pendadaran merupakan penambahan bekal bagi para santri sebelum diwisuda. "Setiap perjalanan membutuhkan bekal. Acara ini merupakan penambahan bekal bagi satri sebelum diwisuda", ujarnya, Kamis 20 Juni 2024.
Selama dua hari, para santri kelas akhhir dibekali beragam materi sebagai penguatan dan persiapan menapaki jenjang pendidikan selanjutnya. Kegiatan ini diikuti sebelas santri eTahfizh angkatan IV yang kini duduk di kelas XII.
Pada hari pertama santri mendapatkan materi tentang miracle of zakat . Materi ini dimaksudkan sebagai penambahan pengetahuan tentang perzakatan sekaligus memehamkan santri mengenai peran zakat dalam pembangunn peradaban umat. Hadir sebagai pemateri Ahmad Rifat Mathar dari Dewan Syariah Dompet Dhuafa.
Pada sesi kedua, santri diajak mendalami sejarah dan value kerelawanan dompet dhuafa bersama Rizki Putra Pratama, penggerak DD Volunteer Jabodetabek.
Sesi terakhir pada hari pertama, Samsam Nur Hidayat dari IKADI mengajak santri menguatkan lagi tugas dan peran sebagai penghafal Qur'an untuk senantiasa menjaga Al Qur'an hingga akhir hayat.
Pada hari kedua santri mendapatkan materi persiapan kampus berupa shifting paradigm, kelaumnian, serta campus survival.
"Cari lingkungan yang baik, perkuat tujuan, dan teruslah bermanfaat. Jadi santri harus menjadi tekad dan kebanggaan", pesan Muh. Shirli Gumilang pada materi shifting paradigm. Ia membekali santri dengan seperangkat kerangka berfikir agar santri siap menapaki dunia pasca eTahfizh.
Di sesi terakhir, Usamah Imam K.A.K, alumni eTahfizh angkatan I yang saat ini kuliah di UIN Walisongo Semarang didapuk membawakan materi tentang campus survival.
Selama hampir dua jam, ia berbagi cara survive di kampus mulai dari menata niat hingga cara mengelola finansial bagi mahasiswa.
Ari, PIC program kelas Pendadaran menyampaikan pada sesi penutupan bahwa kelas pendadaran merupakan pembekalan terakhir sebagai penguatan sebelum santri meninggalkan eTahfizh. (mfn/rls)