Peringatan Nuzulul Qur'an di PT Perkebunan Nunsantara (PTPN) I Regional 7 di Bandarlampung. Foto. Ist. |
INILAMPUNG, Bandarlampung -- PT Perkebunan Nunsantara (PTPN) I Regional 7 memberikan bingkisan kepada 1.855 kaum duafa. Sebanyak 445 diantaranya diserahkan pada peringatan Nuzulul Qur’an di Kantor Regional, Bandarlampung, Senin 1 April 2024.
Kabag Sekretariat dan Hukum PTPN I Regional 7 Bambang Hartawan mengatakan, pihaknya sengaja memasifkan kegiatan filantropi ini di bulan puasa. Bukan soal aspek pahala, Bambang menyebut Bulan Ramadan dengan berbagai aktivitas relijinya, termasuk momen Idul Fitri, semua umat Muslim umumnya merayakan dengan rasa suka cita.
“Kami sengaja memperbanyak kegiatan santunan di semua unit kerja PTPN I Regional 7 agar manfaatnya lebih terasa. Kita tahu, saat bulan puasa dan Lebaran, semua orang berupaya merayakan. Jadi, kami ingin semakin banyak orang, utamanya yang berada di lingkungan wilayah kerja perusahaan, bisa merasakan suasana ceria di Hari Raya,” kata Bambang tentang gerakan sosial ini.
Peringatan Nuzulul Qur'an yang mengambil tema “Menghiasi Diri dengan Perilaku Al-Qur’an untuk Meraih Taqwa Keluarga PTPN I Regional 7” itu dihadiri Regional Head Denny Ramadhan. Selain itu, SEVP Business Support Okta Kurniawan, SEVP Operation Wiyoso, para Kabag, para Manajer, dan pejabat utama lainnya juga hadir.
Dalam sambutannya, Denny Ramadhan mengatakan, Al-Qur’an adalah panduan hidup seorang muslim yang sempurna. Secara komprehensif, pokok-pokok masalah dan solusi dasar dalam hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan lingkungannya tertata apik. Namun, untuk lebih detail kepada teknisnya, Islam melengkapi dengan Sunnah atau hadis Rasululloh.
“Setiap detail hidup kita, baik dalam hubungannya dengan Sang Pencipta, dengan sesama makhluk, maupun dengan lingkungan diatur di Al-Qur’an dan Al-Hadis. Itulah maka kita yakin akan selamat dunia akhirat jika berpegang teguh kepada Qur’an dan Hadis,” kata dia.
Oleh karena itu, kata Denny, hendaknya setiap umat muslim, terutama karyawan PTPN I Regional 7, untuk menerapkan ajaran Al-Qur’an dalam kehiduoan sehari hari, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun di lingkungan pekerjaan. Jika Qur’an belum memuat penjelasan teknis dari fenomena dalam kehidupan kita, kata dia, maka Sunnah Rasul pasti menjawabnya.
“Mari kita sama-sama bangkitkan kembali Regional 7 di bulan baik ini, agar bisa kembali jaya seperti dahulu. Ini merupakan momen yang baik untuk menjadi langkah awal melakukan perubahan,” kata dia.
Terkait dengan aksi sosial santunan kepada anak yatim, yatim piatu, dan kaum duafa lain di semua unit kerja di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu, Denny menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen perusahaan. Menurut dia, jumlah yang diberikan kepada saudara-saudara kita yang duafa melebihi apa yang dikeluaarkan oleh Manajemen. Dalam hal ini, sumbangan dari para karyawan yang secara sukarela menambahi nilai dan jumlahnya merupakan kesadaran spiritualitas yang harus diteladani.
“Kami tahu, dana yang dikeluarkan Manajemen tidak sebanyak yang akhirnya sudah diberikan kepada saudara-saudara kita yang duafa. Dan kami yakin, angka lebih itu merupakan donasi dari para karyawan yang peduli dengan lingkungan. Atas nama Manajemen, saya menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih,” kata dia.
Pada peringatan Nuzulul Qur’an yang diisi dengan pengajian, Ustad Abdullah Kafy Hamdan memberikan tausiah tentang keutamaan membaca Alqur’an dan keistimewaan malam Lailatul Qodar. Nuzulul Qur’an adalah peristiwa awal turunnya ayat-ayat Alloh SWT kepada Nabi Muhammad yang kemudian menjadi panduan hidup umat muslim. Sedangkan malam Lailatul Qodar adalah satu malam di Bulan Ramadan yang nilai pahala setiap kebaikan kita dilipatgandakan setara seribu bulan.
Ia mengajak kepada semua yang hadir agar senantiasa menjadikan Al-Q'uran sebagai pedoman dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Pada momen Nuzulul Qur'an ini jangan hanya sekadar memperingatinya tapi juga memiliki tanggungjawab, bagaimana anak-anak kita dapat membaca Al-Qur'an.
“Tidak ada kata terlambat untuk belajar Al-Qur'an. Ramadan bulan waktunya berdoa. Waktu berdoa yang paling mustajab ketika akan berbuka puasa. Orang yang dijamin tidak sengsara hidupnya dia yang selalau menjadikan Al-Qur'an pedoman hidupnya,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Putri Az Zahra Lampung ini. (mfn/rls)