INILAMPUNG – Komunitas Sastra Margonda malam nanti menggelar baca puisi dan doa untuk kesembuhan Penyair Joko Pinurbo (Jokpin) asal Yogyakarta. Saat ini, penulis buku puisi Celana ini sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit di Yogyakarta.
Untuk memberi semangat kesembuhan dan sebagai bentuk simpati, Komunitas Sastra Margonda menggelar acara Puisi dan Doa untuk Jokpin, Senin 20 November 2023 pukul 19.00-22.00 WIB.
Menurut Willy Ana mewakili dua rekannya sebagai pelaksana, Tora Kundera dan Mustafa Ismail, acara ini akan dihelat di Kopi Rembun, Jl. Melati Raya No.129A, Depok Jaya, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat 16432 (Google Maps: bit.ly/KopiRembun).
Komunitas Sastra Margonda mengahak rekan-rekan penyair dan seniman untuk turut meramaikan acara ini.
“Kami berharap teman-teman bersedia untuk membaca puisi Jokpin dalam acara Malam Sastra Margonda bertajuk ‘Puisi dan Doa untuk Jokpin’,” demikian rilis yang dibagian sejumlah media sosial, WA, FB, dan IG, Minggu 19 November 2023.
Sebagai bentuk simpati, ujar Willy, kita akan membaca puisi Jokpin sekaligus mengirim doa agar sang penyair segera sehat seperti sedia kala.
Joko Pinurbo, dikenal juga dengan Jokpin, adalah salah seorang penyair terkemuka Indonesia yang karya-karyanya telah menorehkan gaya dan warna tersendiri dalam dunia puisi Indonesia.
Penyair kelahiran 11 Mei 1962 ini menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma, Yogyakarta.
Buku puisi Jokpin di antaranya Perjamuan Khong Guan, Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, Celana, Kepada Cium, dan banyak lagi.
Satu puisi Jokpin yang berbicara tentang rumah sakit dalam “Rumah Sakit” berikut ini:
Rumah adalah rumah sakit yang paling nyaman
dan murah, sebab, kalau mau, kau bisa sakit sepuasmu.
Ada perawat seksi yang, meskipun bawel, tak pernah
bosan menemanimu, sangat sabar mengasuh sakitmu
supaya makin kuat dan dewasa dan makin mengasihimu.
Sementara napasmu terengah-engah dan nyerimu
bertambah parah, enak saja ia bicara, “Hanya orang lemah
yang tak mau sakit.” Bahkan ia suka menantang,
“Kalau mau sakit, jangan setengah-setengah.”
Perawat yang satu ini selalu hadir di setiap sudut rumah.
Di album foto yang banyak bercerita tentang masa kecil
kurang bahagia. Di almarhum kalender yang cuma bisa
meninggalkan sekian banyak rencana. Di ruang tidur
yang penuh dengan insomnia. Di kamar mandi yang saat
kau mandi pintunya tetap kaukunci walau kau cuma
sendirian di rumah — entah kau takut atau malu pada siapa.
Di robekan celana yang kaujahit malam-malam
sambil tersedu-sedu sehingga kau malah menjahit jarimu.
Bila tak ada lagi obat yang kauanggap mujarab,
dengan lembut dan hangat perawatmu mencium jidatmu:
“Minumlah aku, telanlah aku, makanlah aku.”
2004
Semoga pulih kembali, sehat dan kembali berpuisi Jokpin.(bdy/inilampung)