Hasil reaktor FRP yang telah dirancang dan disiap untuk dipasang di kediaman warga desa Sunten Jaya – Lembang. |
INILAMPUNG.COM, Bandung - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional Bandung (LPPM Itenas) melalui Program Pengabdian Masyarakat (PKM) Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat menerapkan teknologi reaktor Biogas Fiber Reinforced Plastic (FRP) skala rumah tangga di Desa Sunten Jaya - Lembang.
Proyek ini adalah kerja sama dengan mitra LPPM Itenas yaitu Workshop Biogas BCL – Desa Wangunharja, Lembang, yang didirikan oleh Wawa Wahyudi dan Immanuel Teja Harjaya. Tujuannya adalah untuk mengembangkan sebuah reaktor biogas skala rumah tangga dengan teknologi komposit Fiber Reinforced Plastic (FRP) dengan metode prefabrikasi melalui penguatan bengkel lokal di pedesaan sehingga meningkatkan akses rumah tangga petani terhadap reaktor biogas yang murah, efektif dan efisien serta sesuai konteks Indonesia. Sehingga diharapkan bahwa melalui introduksi teknologi biogas sistem prefabrikasi skala rumah tangga dengan teknologi FRP ini dapat mempercepat penyebaran teknologi biogas skala rumah tangga di Indonesia.
Mitra selama ini telah mengelola sebuah bengkel biogas yang melayani pembuatan biogas untuk masyarakat desa. Selama ini mitra telah mengembangkan reaktor biogas jenis fixed dome dengan teknologi yang konvensional, yang sudah berumur lebih dari 50 tahun tanpa ada perubahan yang berarti. Dan melihat perkembangan yang ada maka mitra merasa perlu mengembangkan sebuah model reaktor biogas yang lebih efisien, hemat tempat, murah dan cost-efektif. Reaktor yang dikembangkan ini hanya membutuhkan luas lahan yang sangat kecil dibandingkan reaktor biogas pada umumnya untuk ukuran yang sama, yaitu sebesar 4 m2, dan pemasangan hanya membutuhkan waktu 1-2 hari.
Wilayah yang menjadi lingkup kegiatan ini adalah kegiatan peternakan rakyat skala rumah tangga di Desa Sunten Jaya - Lembang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat yang merupakan wilayah DAS S. Citarum. Perlu diketahui bahwa kegiatan peternakan di daerah cekungan Bandung ini telah menyumbang penurunan kualitas lingkungan yang besar, khususnya bagi DAS S. Citarum, karena sebagian besar limbah peternakan dibuang langsung mencemari sungai Citarum di kawasan tersebut. Oleh karena itu pengembangan teknologi biogas bagi rumah tangga peternakan merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Reaktor biogas yang dipasang di dalam kegiatan pemberdayaan ini juga berfungsi sebagai sebuah demo plot bagi diseminsasi teknologi tepat guna sehingga dapat dikenal oleh pasar yang lebih luas, sehingga teknologi yang dikembangkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian penyebaran teknologi biogas ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan, mengurangi emisi gas rumah kaca serta meningkatkan akses rumah tangga pedesaan terhadap sumber energi terbarukan yang berkelanjutan dan juga pupuk organik berkualitas tinggi yang ramah lingkungan.
Tim PKM LPPM Itenas Bandung diketuai oleh Dr.rer.nat Riny Yolandha Parapat S.T., M.T., M.Sc. beranggotakan Ronny Kurniawan, S.T., M.T., dan Yuono. S.T., M.T.
Biogas yang dihasilkan dari reaktor FRP skala rumahan ini dapat langsung digunakan oleh masyarakat rumahan untuk memasak selama 4-5 jam (1 m3 Biogas setara dengan 0,46 kg LPG). Proses produksi biogas ini juga akan menghasilkan produk samping berupa bioslurry yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Reaktor biogas dengan bahan komposit FRP, merupakan pengembangan paling mutakhir untuk biogas skala rumah tangga. Kelebihan reactor ini adalah: Efisien produksi gas nya, membutuhkan lahan kecil, desain kompak, instalasi mudah, awet, dan mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya.(rls/inilampung)