INILAMPUNG.COM, Bandarlampung - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung menggelar Pengajian sekaligus Silaturahim Syawal 1444 H / 2023 M dengan Tema “Bersinergi Menjalin Ukhuwah Mencerahkan Semesta”.
Pengajian ini dalam rangka menjalin silaturahim bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Lampung, Cabang, Ranting Muhammadiyah, Organisasi Otonom, Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah, serta warga dan simpatisan pada Rabu (17/5/2023) di Gedung Dakwah 'Aisyiyah Lampung.
Nampak hadir sebagai Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Mantan Wakil Gubernur Lampung H. Bachtiar Basri, penceramah Buya H. A. Husni Sjarnubi, Ketua PWM Lampung Prof H. Sudarman serta Unsur Pembantu Pimpinan. Dalam sambutannya, Prof H. Sudarman berpesan tentang pemimpin dilingkungan persyarikatan.
"Para pendahulu pemimpin bangsa kita berpesan, bahwa memimpin itu menderita," kata Prof H. Sudarman.
Maka pihaknya meminta seluruh Pimpinan Muhammadiyah dari level Ranting sampai Wilayah, Pemimpin di Kampus dan Sekolah untuk siap menderita. Karena menurutnya Pimpinan Muhammadiyah sudah biasa dicerca dan dikritik, bahkan warga Muhammadiyah dari daerah sering datang menyampaikan keluh kesahnya.
"Dan pak Gubernur adalah orang tertinggi pemimpin di Provinsi Lampung, Insha Allah bersama kita pak Gubernur juga siap menderita," lanjut Guru Besar UIN Raden Intan Lampung.
Kemudian Prof Sudarman juga mengisahkan perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Bahwa perjuangannya harus diambil menjadi pelajaran penting bagi pimpinan di lingkungan Persyarikatan.
"Rasulullah SAW pergi ke Taif dilempar batu sampai berdarah, sampai giginya patah, sampai tidak bisa tidur. Maka kita kalau hanya berlelah-lelah setiap hari belum apa apa perjuangan kita dibandingkan perjuangan baginda Rasulullah," imbuhnya.
Kemudian, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dalam sambutannya menyampaikan program era pemerintahanya. Salah satunya akan di dirikan masjid terbesar di Provinsi Lampung, tepatnya di Lapangan Enggal, Bandar Lampung.
"Alhamdulillah sudah dipagar, dalam dua tahun ini selesai, dan kebetulan berdekatan dengan Gedung 'Aisyiyah. Saya ingin ini dirawat bersama. Ada Muhammadiyah dan NU," kata Arinal.
Pihaknya juga menyapaikan keheranannya dengan Muhammadiyah memiliki standar pendidikan baik, dan tersebar sampai ke pelosok yang belum ada Sekolah Negeri.
"Saya sering merenung, dari mana uangnya Muhammadiyah. Tapi setiap kabupaten dan bahkan kebetulan sampai di kecamatan itu sudah ada sekolah Muhammadiyah," lanjutnya.
Arinal juga menyampaikan bahwa apa yang menjadi masalah khususnya di dunia pendidikan, ia berkomitmen untuk memfasilitasi dari masukan dan saran Muhammadiyah.
"Menggerakan menjadi sekolah (Muhammadiyah), sementara pemerintah sendiri belum melakukan di wilayah-wilayah tertentu. Ini saya bangga dengan Muhammadiyah," jelasnya.(zal/inilampung)