Ismet Roni,SH, MH membonceng motor trail Kades Desa Tritunggal, Eko Dwi Wardoyo |
KETUA Komisi IV DPRD Provinsi Lampung, Haji Ismet Roni sempat menjadi sorotan netizen berkat fotonya yang sedang membonceng motor trail menempuh jalanan desa berlumpur.
Motor trail berwarna hijau tua itu dikemudikan, Eko Dwi Wardoyo, seorang Kepala Desa Tritunggal Jaya, Kecamatan Banjarmargo, Tulangbawang. Foto itulah yang kemudian menjadi perbincangan di media sosial Tulangbawang.
Blusukan
Mengenakan celana jeans, bersepatu kets, dan sesekali harus berganti sepatu boots tinggi -- karena lumpur, dan cipratan air kubangan -- Ismet Roni tetap duduk diapit Kades Tritunggal Eko Dwi Wardoyo yang memenuhi bagian depan tangki dan sadel dudukan motor.
Perjalanan menembus kampung itu tak sendiri, melainkan diarak beberapa pamong dan warga. Seharian berkeliling desa untuk memastikan, apakah program pembanguan didaerah yang mayoritas petani itu telah sampai atau belum.
Ismet Roni memang sering mengendarai motor serupa untuk menyambangi warga (konstituent) di daerah pemilihannya (Dapil Tulangbawang, Mesuji, dan Tulangbawang Barat). Maklum, tak semua jalanan dikabupaten paling ujung Lampung -- berbatas Sumatera Selatan itu -- sudah diaspal. Hanya kendaraan roda empat jenis offroad, dengan mesin besar turbo-lah, yang bisa melintasi jalanan penuh lumpur tersebut. Apalagi kondisi jalanan desa saat ini, musim hujan penuh kubangan dimana-mana.
Jalan rusak di Tulangbawang (ist) |
Anggota DPRD Lampung dua periode itu, memakai pendekatan blusukan daerah terpencil sejak tahun 2015.
Dia memprogramkan acara bermalam di desa -- yang dia inisiasi untuk melihat langsung kondisi warga.
"Program bermalam didesa sudah berjalan selama hampir 4 tahun, dan memberikan kontribusi banyak bagi rakyat di sana," kata Ismet kepada inilampung, Kamis (2/3).
Program lainya, berupa Kundapil (kunjungan daerah pemilihan) selama 2 kali tiap bulan, ia turun melalui beragam bentuk pendidikan. Misalnya, lewat sosialisasi peraturan daerah (Sosper), dan Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Idiologi Pancasila.
"Saya lebih senang berkunjungi didaerah terpencil, tertinggal, terjauh dari akses," kata Ismet yang juga sekertaris DPD I Partai Golkar Lampung ini.
Banyak pengalaman menarik yang dirasakan oleh ayah 3 putri ini, karena setiap desa punya keunikan, punya karakter masing-masing. Dan yang pasti, mereka disambut dengan baik, terlebih di desa yang belum pernah didatangi perwakilan pemerintah.
Ketua Komisi IV DPRD itu akan menurunkan tim suksesnya jika menemukan hal yang perlu dibantu, dimana ia pernah bermalam.
"Bagi saya yang paling penting ialah merasakan apa yang mereka rasakan secara langsung," kata Ismet menegaskan.
Bermalam didesa ala Ismet Roni, dihari Sabtu, 26 Februari 2020 lalu itu, dirangkai dengan RESES DPRD Lampung.
Acaranya, ngopi bareng, kongko (dialog) sembari menyerap aspirasi warga dan menginap dirumah penduduk. Setidaknya, delapan pertemuan dilakukan secara berpindah dari satu desa ke desa lain.
Kabupaten Tulanbawang, adalah satu dari 14 kabupaten/Kota di Lampung. Memilik 15 kecamatan, 4 Kelurahan, dan 147 Desa, dengan cakupan wilayah seluas 3.466,32 km, dengan penduduk sebanyak 430.021 jiwa (tahun 2020).
Secara umum wilayah Kabupaten Tulang Bawang berada di dataran rendah, hingga banyak sungai.
Dari 14 kecamatan tadi, kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Dentes Teladas (± 19,78 %),
sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Meraksa Aji (± 2,73 %). Akan tetapi dari segi kepadatan penduduk eksisting, penduduk lebih terkonsentrasi di pusat-pusat kegiatan, seperti di Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kecamatan Rawajitu Selatan serta
Kecamatan Menggala.
Menurut Ismet Roni, kecamatan yang masih rendah, menunjukkan perlunya intervensi perencanaan. .
Bukan hanya sektor pertanian yang menjadi andalan
perekonomian warganya, Kabupaten Tulang Bawang juga menjadi lokasi industri besar, termasuk Sugar Group, salah satu perusahaan produsen gula terbesar di Indonesia.
Dengan 3.466,32 kilometer persegi atau 9,79 persen luas wilayah Provinsi Lampung, Tulang Bawang memang masih mengandalkan sektor pertanian. Dengan demikian, Tulangbawang perlu suport semua pihak, hingga pemerataan pembangunan di sana terbagi. (baim/inilampung)