INILAMPUNG.COM, Jakarta - Wina Armada menegaskan, antara FFI dan FFWI tidak berhadapan head to head. "Kami merupakan pelengkap atau subtitusi dari berbagai festival film yang ada di Indonesia," kata Ketua Panitia FFWI melalui WA, Kamis (8/7)
Dikatakannya, selama pandemi covid-19 perfilman Indonesia masih mati suri.
Menurut wartawan senior itu, sebelumnya ketika angka penderita covid-19 mulai menurun dan bioskop dibuka kembali, geliat film nasional sudah terasa.
"Namun setelah anggka covid-19 melonjak lagi dan kemudian bioskop ditutup lagi , film nasional kembali mati suri," ujar dia.
Dijelaskan Wina, masyarakat masih sangat takut pergi ke bioskop karena harus berada di ruang tertutup selama sekitar 2 jam.
Apalagi, imbuhnya, sekarang saat covid-19 dengan varian delta yang sangat mematikan, yaitu empat hari dapat menjangkau paru-paru dan masyarakat semakin khawatir.
"Bioskop pun memang sudah ditutup lagi oleh pemerintah."
Masih menurut Wina Armada, ada sekitar 50 produksi film nasional Indonesia yang siap edar, tapi karena pandemi covid-19, belum didistribusikan okeh produsernya.
"Beruntung ada siarab OTT atau over the top atau siata film melalui internet, sehingga karya film Indonesia dapat dijual kepada penyelenggara OTT. Harganya juga lumayan."
FFWI, jelas Wina lagi, mencatat sudah ada 20 film bioskop dan sekitar 40 film OTT yang akan menjadi peserta FFWI.
"Kalau FFI kira-kira seperti academy award atau Piala Oscar. Sedangkan FFWI seperti Golden Globe. Makanya kehadiran FFWI jauh dari niatan menyaingin FFI," katanya.(bdy/inilampung)