Rasminto pemilik Toko Mahkota Project di Gedongtataan |
INILAMPUNG, Gedongtataan - Usaha wall paper Rasminto hampir tutup ketika pandemi virus corona-19 melanda. Namun, dana pinjaman lunak dari PTPN VII mampu menggerakkan lagi dengan diversifikasi usaha.
Uang Rp20 juta berbentuk cek giro dalam amplop putih itu berada di genggaman Rasminto. Wajah lelaki yang memulai usaha kertas pelapis dinding itu terlihat lebih cerah dari biasanya.
Pemilik Toko Mahkota Project di Gedongtataan ini baru saja menerima dana pinjaman lunak dari PTPN VII yang dia usulkan melalui proposal ringkas beberapa waktu lalu.
Keceriaan wajahnya sangat beralasan. Memasuki masa Covid-19, jualannya yang merupakan barang kebutuhan skunder bahkan tertier itu kurang dilirik pembeli. Orang-orang lebih mementingkan kebutuhan primer semisal makan, minum, dan sekelasnya dibanding mempercantik rumah.
“Usaha wallpaper saya sebenarnya sudah hampir 10 tahun. Memang belum terlalu berkembang karena saya dagang di Tataan (kota Kecil Kabupaten Pesawaran). Ya, pasti beda dengan yang di kota besar seperti Bandarlampung. Pas mulai ada Covid, hampir nggak ada yang beli,” kata pria sederhana ini.
Dalam kondisi sulit, Rasminto sudah berupaya berkelit. Ia merasa, jualan kertas dinding untuk mempercantik rumah terlalu sempit pasarannya sehingga ingin menjajal dagangan lain yang sesuai kebisaannya. Namun, persoalan dana menjadi kendala.
“Saya kan punya keahlian lain selain wall paper. Saya bisa bikin furniture, plafon, kitchen set, dan taman. Nah, saya kembangkan bersama usaha wall paper. Waktu itu nggak ada uang untuk mulai melebarkan bidang lain. Tetapi untungnya ada pinjaman lunak dari PTPN VII,” kata dia.
Selain bantuan pinjaman, Rasminto memberi pujian kepada upaya PTPN VII untuk membantu pelaku usaha kecil, terutama di sekitar perusahaan. Satu nilai tambah yang dia peroleh, kata dia, yakni pelatihan dan pembimbingan usaha kepada penerima kredit.
Pria 33 tahun itu mengaku mendapat pelatihan tiga hari yang diberikan secara gratis bersama pelaku usaha lain di suatu tempat. Dari para pakar, mereka dibekali pengetahuan prinsip-prinsip usaha, dari teori sampai praktek pembukuan. Juga model-model usaha dan penanganannya.
“Nah, setelah dapat pinjaman dan mengikuti pelatihan, kami juga sering ditengok oleh petugas dari PTPN VII. Awalnya, memang saya merasa agak gimana, gitu. Seperti mau ditagih utang.
Tetapi ternyata mereka bukan nagih, tetapi memotivasi kami dan memberi banyak masukan untuk memperbaiki produk maupun manajemen,” kata dia.
Kini, Rasminto sudah bergerak lebih luas dari sekadar dagang wall paper. Dari tahun ketahun usahanya mengalami peningkatan. Dari awalnya hanya menjual wallpaper kini menjual rangka baja ringan dan pemasangan plafon. Bahkan saat ini, toko yang diberi merek Mahkota Project ini juga menawarkan barang barang funiture.
Funiture yang dijual pun sesuai pesanan pelanggan. Sehingga tidak ada persamaan dengan barang barang yang dijual dipasaran. Pria kelahairan 12 Maret 1988, selain menjual produknya ia juga memberikan pengetahuan ringkas soal produk yang dijual kepada para pembelinya, terutama produk wallpaper.
Bagaimana cara memasang wallpaper yang baik, penggunaan dan takaran lem, serta hal teknis lainnya. Sehingga pelanggan bisa mencoba untuk memasang sendiri kertas pelapis dinding di rumah mereka masing-masing.
"Pelayanan tutorial inilah menjadi salah satu komitmen Rasminto memberikan pelayanan yang lebih baik ke pelanggan, sehingga mereka akan merasa lebih nyaman dan akan belanja kembali ke toko kami," katanya.
Untuk bahan baku, tambah Rasminto, didatangkan langsung dari Jakarta. Sehingga tidak sulit untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kita siapkan katalog dengan berbagai macam motif, agar pelanggan dapat memilih sesuai kesukaannya.
Soal harga, kata Rasminto, ditokonya menjual walpaper mulai dari harga Rp 100 ribu hingga Rp500 ribu per gulung. Ukuran satu gulung atau rol wallpaper beragam. Ada yang berukuran 0,5 m x 10 m, ada juga berukuran 1 m x 17,5 m. Produk yang dia jual antara lain produk dalam negeri, Cina, Korea, dan Jerman.
“Kalau kami yang pasang, ongkosnya Rp50 ribu per roll,”
Selain walpaper, Rasminto juga melayani jasa interior pemasangan plafon. Untuk jenis ini diberikan harga Rp 120 ribu untuk permeternya untuk motif biasa seperti gypsum.
Tidak itu saja, Mahkota Project juga menjual berbagai kebutuhan furniture. Mulai dari kitchenset, lemari, meja kantor dan lain lain. Khusus lemari dan lainnya diberi harga Rp1,7 per meter.
Saat ini, penjualan pun sudah dilakukan dengan cara online. Sehingga pejualan sekarang sudah ke luar kabupaten seperti Tulangbawang, Mesuji, dan Waykanan. (mfn/rls/inilampung.com)