Wakil Bupati Pringsewu Fauzi bersama Faturahman pemilik kebun Jambu Kristal Tanjungrusia. Foto. Tyo/inilampung.com.
Namun, jika ingin menikmati jambu kristal yang masih segar yang langsung dipetik dari pohon, silakan datang ke Pekon Tanjungrusia, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu.
Pembeli bisa memetik sendiri dan memilih buah jambu kristal sesuai selera. Pilih yang masak atau bisa disimpan satu dua hari lagi. Begitu pun ukurannya. Per kilogram mulai dari dua buah hingga lima buah. Meski berukuran besar, jambu krital tidak berbiji.
Datang ke kebun yang terletak di kawasan perbukitan, tidak sekadar bisa memperoleh buah segar dengan harga saat ini sekitar Rp6 ribu per kilogram. Tetapi juga bisa menikmati keindahan alam agrowisata Jambu Kristal Tanjungrusia.
Kebun seluas sekitar satu hektare dengan 600 pohon jambu kristal itu, berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Pringsewu atau sekitar 40 km dari Bandarlampung.
"Pada bulan Mei buahnya sedang lebat. Yang ingin membeli, silakan menghubungi kami," ujar pemilik kebun, Faturahman (50), seraya menyebutkan nonor telpon 087874551047.
Faturohman, mengungkapkan dalam satu hektare dengan 600 batang pohon, pertahun bisa dua hingga tiga kali panen dengan hasil 30 ton. Setiap batang bisa menghasilkan 100 hingga 150 buah atau 50 Kg. "Alhamdulillah bisa mendapat keuntungan bersih pertahun sekitar Rp100 juta," ungkapnya
Namun, dia megaku, sejak wabah Covid-19, penghasilan menurun drastis karena pembeli berkurang, terutama grosir. Padahal harga sudah diturunkan Rp6 ribu/Kg. Sebelumnya dijual seharga Rp8 hingga 10 ribu/Kg.
Faturahman mengharapkan bantuan dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Pringsewu, terutama pemasaran yang saat ini sedang lesu, serta akses jalan menuju lokasi yang masih berbentuk tanah.
Selain menjual jambu kristal, dia juga menjual bibit tanaman jambu kristal hasil okulasi seharga Rp15 ribu/batang dengan ketinggian pohon 50-80 cm. "Bibit pohon Jambu ini dijamin usia 10 bulan sudah berbuah," imbuhnya.
Wakil Bupati Pringsewu Fauzi mengatakan kebun jambu kristal tersebut memperkaya agrowisata di Pringsewu. Sebelumnya, ada agrowisata buah naga BW di Pekon Podosari, Pekon Bandungbaru Barat, dan Adiluwih.
"Mari bantu promosikan agrowisata itu lewat medsos," katanya usai berkunjung ke kebun jambu tersebut, didampingi Camat Pardasuka Titik Puji Lestari, Kapolsek Pardasuka AKP Martono dan Kapekon Tanjungrusia Wildan Firdaus.
Dia menilai, harga Rp6 ribu/Kg cukup murah. Sebab di Bandarlampung mencapai Rp15 ribu/Kg dan di pasaran lapak di Pringsewu Rp12 ribu/Kg. "Yang menarik bukan masalah harganya murah, tapi mendapat kepuasan dapat memetik sendiri," ujarnya.
Wabup Fauzi mengatakan kunjungannya ke kebun jambu kristal tersebut untuk melihat berbagai potensi yang ada di Tanjungrusia. "Ternyata benar ada potensi jambu kristal yang buahnya sangat berlimpah. Juga tidak jauh dari situ ada potensi wisata embung dan kolam renang yang dikelola Bumdes setempat, " ujarnya.
Namun saat ini pemilik jambu kesulitan menjual hasil usahanya. Sehingga banyak buah jambu kristal yang dibiarkan jatuh dan membusuk di tanah.
Kepada Fauzi, pemilik kebun mengatakan pembeli jambu turun drastis sejak pandemi Covid-19. Terutama pembeli grosir yang datang dari luar daerah seperti Jakarta dan Bandung juga Bandarlampung.
Mengandalkan pembeli lokal dari sekitar Pringsewu, jumlahya tak seberapa. Apalagi saat ini buahnya lebat sekali. Akibatnya, pemilik memilih membiarkan buah jambu jatuh dan membusuk di tanah.
Melihat kondisi itu, Wabup Fauzi mengajak semua pihak membantu memasarkan. Buah lokal ini dijamin tidak mengandung pengawet yang dapat membahayakan kesehatan. Bahkan bisa disebut jambu kristal Tanjungrusia ini buah organik. (tyo/inilampung.com).