Senada dengan itu, Suryono, Kepala Pekon Srirahayu, setuju dengan program ini. "Program ini bila dijalankan dengan profesional, saya optimis dapat meningkatkan pendapatan para petani kami," katanya.
Direktur PT. Alwano Cipta Makmur Alit Hasto Pratomo mengatakan Desa Srirahayu akan kami dorong sebagai pekon percontohan dalam peningkatan hasil produksi petani dengan penggunaan pupuk dan tanaman organik.
"Dengan kerjasama yang terjalin antara kami dengan Bumdes Srirahayu, saya berharap dapat merubah cara pandang petani terhadap penggunaan pupuk dan tanaman organik," paparnya.
Alit menambahkan, dengan penggunaan pupuk dan tanaman organik sangat besar manfaatnya, baik dari sisi kesehatan manusia maupun mengembalikan kesuburan tanah yang ada.
"Saya yakin, dengan kembalinya kesuburan tanah kita seperti dulu akan memberikan perubahan besar terhadap dunia pertanian, khususnya di Pekon Srirahayu," pungkasnya.
Abdoel Hanan Manager Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PT. Alwano Cipta Makmur mengatakan adanya kesamaan visi dan misi antara PT. Alwano dan Bumdes Srirahayu guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani.
"Lahannya sangat potensi, karena didukung dengan ketersediaan air sungai yang cukup dan respon petani yang antusias untuk dibina menjadi petani yang berwawasan moderen, "tegasnya.
Lahan di Desa Srirahayu kurang lebih 7 hektare dengan rincian 3 hektar perkebunan, 2 hektar tanaman pangan dan 2 hektar palawija untuk dijadikan percontohan. Adapun jenis komoditi tanaman antara lain kakau, padi, cabe, gambas, terong, timun dan tomat.
Para Petani saat ini menjual hasil taninya kepada tengkulak dengan nilai transaks yang selisih dengan harga jual dipasaran.
Permasalahan yang lain adanya temuan penyakit pada tanaman yang selalui ditemui, misalnya patah leher, blast dan kresek. Untuk itu Bumdes mengambil langkah positif dengan menjalin kerjasama dengan PT Alwano Cipta Makmur untuk membantu petani dalam meningkatkan hasil tanam, penanggulangan penyakit dan penjualan hasil taninya. (wah).